Sisa dari El Tari Cup 2017, Trofi dari Tembaga Yogya dengan Filosofi Khas NTT

By Yan Daulaka - Jumat, 11 Agustus 2017 | 08:59 WIB
Seniman pembuat trofi, Benny Laka (kiri) berfoto bersama pemenang sayembara desain tropi El Tari, Muhamad Arief Aroebusman (kanan) dengan ketiga trofi El Tari Memorial Cup 2017. (YAN DAULAKA/BOLASPORT.COM)

Turnamen sepak bola El Tari Memorial Cup (ETMC) 2017 yang berlangsung di Stadion Marilonga, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah berakhir, Rabu (9/8/2017) malam.

Gelaran ajang Liga 3 Nasional Zona NTT yang disaksikan lebih dari 25 ribu penonton ini mengantarkan tim tuan rumah Perse Ende sebagai peraih trofi juara dan berhak menggondol hadiah uang Rp 75 juta.

Di laga final, Perse selaku tuan rumah berhasil mengalahkan PSN Ngada dengan skor 1-0.

Skor kemudian berubah menjadi 4-0 sebagai hadiah dari pengawas pertandingan akibat PSN Ngada tidak mau melanjutkan pertandingan di menit ke-59 karena kerusuhan antarpemain dan keributan suporter. 

Tapi di balik kesuksesan Perse yang sedikit tercoreng ini, ada cerita menarik soal trofi yang diperuntukan bagi juara 1, 2 dan 3. 

Ternyata trofi tersebut dibuat dari tembaga yang didatangkan dari Yogyakarta.

Untuk pengerjaannya, ketua panitia, Lourensius Gadi Djou, memercayakan seniman lokal, Benny Laka (51).

Kurang dari sebulan, seniman yang mengerjakan patung Bung Karno di Taman Kota Ende itu menuntaskan pekerjaan setelah memilih model dan bentuk trofi dari pemenang sayembara desain, Muhamad Arief Aroebusman, seorang mahasiswa Arsitek Universitas Flores.


Kedua kubu pemain bersitegang membuat tensi pertandingan final El Tari Memorial Cup 2017 ternoda oleh aksi walkout PSN Ngada. Panitia pertandingan akhirnya memutuskan Perse Ende sebagai juara.(YAN DAULAKA/BOLASPORT.COM)

Si pemenang sayembara trofi mendapat hadiah uang Rp10 juta dari panitia.

Khusus kepada BolaSport.com, Lourensius Gadi Djou mengaku bangga dengan hasil karya Benny Laka dan pemenang sayembara desain trofi tersebut.

Pasalnya, desain yang dipilih adalah berbentuk bunga terompet, sesuai slogan dari almarhum El Tari, Gubernur NTT periode 1966-1978.

Beliau terkenal dengan semboyan, kerja, kerja, dan kerja.

"Tentu kami bangga dengan desain trofi El Tari ini."

"Kami bangga juga dengan seniman Benny Laka yang membuat tropi ini terlihat lebih beda dan punya nilai historis dengan kepemimpinan almarhum El Tari. "

"Semoga dengan trofi ini, siapapun yang juara, ke depan terus bekerja keras tidak saja dalam urusan sepak bola, tapi juga di bidang lain sesuai karakteristik orang NTT, yang punya jiwa pekerja keras," papar Gadi Djou.