Djanur Merasa Ada yang Kurang Pada Partai Final Piala Presiden dalam 2 Edisi Terakhir

By Muhammad Robbani - Selasa, 20 Februari 2018 | 09:11 WIB
Pelatih PSMS Medan, Djadjang Nurdjaman, memberikan instruksi di sisi lapangan pada laga perebutan peringkat ketiga Piala Presiden 2018 antara PSMS Medan dan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (17/2/2018). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM)

Pelatih PSMS Medan, Djadjang Nurdjaman menilai bahwa pertandingan final Piala Presiden dalam dua edisi terakhir kurang greget.

Djanur sapaan Djadjang Nurdjaman, menilai bahwa tim juara bisa dengan mudah meraih kemenangan dengan skor yang mencolok.

Arema FC menang telak 5-1 atas Borneo FC pada edisi 2017, lalu Persija yang menang meyakinkan 3-0 atas Bali United.

(Baca Juga: Kemenangan Atas Manchester City adalah Ujian yang Berat)

"Pertandingan Persija melawan Bali United sebenarnya bagus, tetapi dua partai final terakhir agak kurang berimbang," kata Djanur, kepada BolaSport.com.

"Tahun lalu Arema menang telak 4-0, ga imbang sama sekali. Ini (Persija Vs Bali United) lumayan, Bali United cukup memberikan perlawan tetapi skornya tetap telak," ujarnya menambahkan.

Mantan pelatih Persib Bandung itu menduga jadwal ketat menjadi sebab skor jomplang pada pertandingan final.

Seperti Bali United yang hanya punya tiga hari untuk mempersiapkan partai final seusai bermain pada leg kedua semifinal melawan Sriwijaya FC.

(Baca Juga: Pep Guardiola: Dia Tak Akan Pergi Selama Saya Melatih Manchester City)

Tim berjulukan Serdadu Tridatu itu menghadapi Sriwijaya pada leg kedua, Rabu (14/2/2018), lalu bertanding di final, Sabtu (17/2/2018).

"Yang pasti harus harus ada pembenahan jadwal saja, harus disesuaikan dengan agenda yang lain. Permainan Bali United di final sangat antiklimaks," jelas Djanur.