Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sang raja gol Liga 1 2017 Bali United bakal dipertemukan dengan pemilik pertahanan terbaik Persija Jakarta di Stadion I wayan Dipta, Gianyar, Sabtu (15/9) nanti.
Laga ini boleh dikatakan sebagai grande partita, sebab statistik keduanya di sepanjang gelaran Liga 1 2017 menyajikan fakta menarik tersebut.
Keberhasilan Bali United bersaing di papan atas klasemen Liga 1 musim ini tentu tak bisa dilepaskan dari solidnya lini depan mereka.
Bomber asal Belanda, Sylvano Comvalius lah yang menjadi aktornya.
Ia selalu menjadi teror nyata bagi lini pertahanan lawan berkat koleksi 25 gol dari 22 aksinya.
Hanya saja pada laga terakhirnya kontra Borneo FC, mereka tak mampu menciptakan gol.
Itu lantaran, pemain tersuburnya Comvalius mampu dimatikan oleh bek dari Borneo FC.
Bukan tak mungkin di laga kandang nanti hal serupa bisa terjadi untuk kedua kalinya.
(Baca Juga: Timnas Indonesia dan 3 Kartu Merah Tak Penting dalam Laga Penting Sepanjang 2017)
Bali United mesti menyiapkan alternatif lain jika tak ingin lini depannya mengalami kendala serupa.
Apalagi, lawan yang dihadapi kali ini merupakan tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit di Liga 1.
Sudah tentu itu akan menjadi ujian berat bagi lini serang Serdadu Tridatu.
Pelatih Bali United, Widodo Cahyono Putro (WCP) mengaku tak khawatir jika Comvalius dimatikan pergerakannya oleh bek lawan.
Toh ia masih memiliki formula lain untuk bisa membongkar pertahanan Maman Abdurahman cs.
“Saya memiliki strategi lain ketika menghadapi tim berbeda, tergantung dari karakter lawanya seperti apa,” kata Widodo.
“Tak ada masalah bagi saya mengadapi siapapun, yang terpenting pemain fight dan bisa menjalankan strategi yang saya terapkan,” sambungnya.
Jika memprediksi strategi WCP, ia bisa memanfaatkan Nick van der Velden di sektor penyerang kanan.
Dengan pola 4-2-3-1, pemain bertinggi 188 cm itu bisa diperankan sebagai wide target man, tugasnya adalah mengeksploitasi full-back kanan lawan duel udara.
Skema ini membuat Velden tak usah sering beradu sprint dengan bek sayap lawan.
Mengingat ia bukan tipikal pemain yang mengandalkan kecepatan.
Ia hanya bertugas menjadi finisher menunggu umpan panjang dari gelandang macam, Fadil Sausu, Sukadana, atau Flores untuk dikonversi menjadi gol.
Formula ini sebetulnya sudah terlihat dalam laga-laga Bali United yang pernah dijalankan sebelumnya.
Keuntungannya, skema ini membuat pertahanan lawan kerap lengah, karena lini belakang lawan terlalu fokus pada Comvalius yang dianggap target man.