Inilah Nominal Bonus Kemenangan Sriwijaya FC atas Mitra Kukar, Minggu Bonus Akan Ditambah

By Deodatus Kresna Murti Bayu Aji - Sabtu, 1 Desember 2018 | 18:06 WIB
Alan Henrique dan Mohamadou Alhadji berfoto sambil membawa tumpukan uang setelah laga Sriwijaya FC melawan Mitra Kukar. (instagram.com/dekourbel)

Skuat Sriwijaya FC baru saja mendapatkan bonus besar karena sukses menang atas Mitra Kukar dengan skor 3-1 pada pekan ke-33 Liga 1 2018.

Bonus tersebut diperoleh dari tim SAR (penyelamat Sriwijaya FC) atas apresiasi perjuangan Hyu Yun-koo dan kawan-kawan di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring pada Jumat (30/11/2018).

(Baca Juga: Makan Konate Ungkap Mengapa dirinya Lebih Produktif di Arema FC Ketimbang Sriwijaya FC)

Sekretaris Tim Sriwijaya FC, Hendri Rizal Darmawan, mengatakan kalau bonus langsung dibagikan di ruang ganti pemain seusai pertandingan dengan nominal Rp 200 juta.

"Tim SAR Rp200 juta,” katanya dilansir BolaSport.com dari Tribun Sumsel.

Hendri Rizal menambahkan kalau bonus itu masih akan bertambah, karena mantan Presiden Sriwijaya FC, Dodi Reza Alex Noerdin, berjanji akan memberikan tambahan Rp 100 juta pada Minggu (2/12/2018) besok.

“Pak Dodi Reza Insyaallah akan berikan bonus langsung Rp 100 juta,” ujarnya.

(Baca Juga: Kompetisi Liga 1 2018 Sudah Berakhir untuk Kapten Timnas Indonesia)

Kemenangan ini memang sedikit membuat pendukung Laskar Wong Kito bisa bernafas lega karena sementara lolos dari zona degradasi.

Namun posisi Sriwiya FC belum aman, karena masih menyisakan satu pertandingan penentu yakni kontra tuan rumah Arema FC pada pekan ke-34 Liga 1 2018.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on