Kematian Banu Rusman jadi Sejarah Buruk, Ini Cara yang Akan Ditempuh Persita

By Ramaditya Domas Hariputro - Jumat, 13 Oktober 2017 | 16:41 WIB
Suporter Persita Tangerang meninggal dunia akibat terlibat kericuhan usai laga Persita Vs PSMS Medan (Instagram.com/ Persita.official)

Pihak Persita Tangerang mengecam keras terkait tewasnya Banu Rusman usai laga pamungkas di babak 16 besar melawan PSMS Medan, Rabu (11/10/2017).

Banu Rusman yang merupakan fanatik Persita harus menghirup nafas terakhirnya setelah menjadi korban pemukulan oknum pendukung PSMS Medan.

Mengenai insiden kelam yang menghampiri, Direktur klub Persita Tangerang, Azwan Karim, turut menyampaikan rasa duka cita untuk mendiang Banu.

"Kami berduka dan mengucap Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang saudara kami Banu Rusman di usianya yang masih sangat belia."

"Semoga saudara kami mendapatkan husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan," ucap Azwan Karim.

(Baca Juga: Persebaya Kalah 0-1, Bonek Ribut Minta Pesepak Bola Ini Kembali)

Bagi Azwan, tewasnya Banu Rusman pemuda 17 tahun merupakan sejarah buruk yanng menimpa kubu Persita Tangerang sepanjang gelaran Liga 2.

Pasalnya, selain ditinggal salah satu pendukung fanatiknya, La Viola juga harus mengakhiri langkahnya untuk melaju ke babak delapan besar.

"11 Oktober merupakan sejarah buruk bagi kami. Tidak dapat melanjutkan ke babak berikutnya dan yang lebih berat terjadinya insiden yang berujung hilangnya nyawa saudara kami" imbuh Azwan.

Tak mau tinggal diam, manajemen tim Persita Tangerang kini sudah melakukan langkah-langkah khusus agar masalah ini dapat ditangani sesuai hukum.

Entah bagaimana hasilnya, yang jelas Azwan Karim dan tim manajemen telah melayangkan surat laporan teruntuk operator Liga dan PSSI.