Hak Kematian untuk Tony Bland, Cerita Pilu Suporter Liverpool

By Fallen Oktafian - Sabtu, 12 Agustus 2017 | 21:38 WIB
Foto unggahan Tony Barrett yang memuat menampilkan Tony Bland dan spanduk pada tahun 1993 yang sampai saat ini raib. (twitter.com/ tonyberrett)

Tony Bland menghabiskan beberapa tahun hidupnya dalam keadaan koma dibantu oleh alat suplai nutrisi makanan yang kemungkinan dapat membuatnya tetap hidup namun menderita. 

Dilansir Bolasport.com dari Mirror, Tragedi Hillsborough masih meninggalkan duka bagi orang-orang terutama suporter Liverpool FC.

Tony Bland, seorang remaja yang menjadi korban pada tragedi tersebut menyimpan cerita pilu pada akhir hayatnya.

Setelah mengalami kerusakan syaraf otak akibat Tragedi Hillsborough yang mengerikan pada 1989 itu, Bland terbaring dalam keadaan koma selama hampir empat tahun.

Kerusakan syaraf yang permanen menjadi penyebab remaja 18 tahun tersebut "nyaris tidak mungkin" untuk pulih dari keadaan koma.

Meskipun demikian, keberadaan alat suplai nutrisi makanan dapat menjaganya tetap hidup lebih dari tiga tahun.

Kedua orangtua Bland, yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan "hak kematian" atas putranya sendiri itu, akhirnya dikabulkan oleh pengadilan pada Maret 1993.

Mengingat kondisi Tony Bland yang memprihatinkan, pengadilan akhirnya mengabulkan "hak kematian" itu dengan telah mempertimbangkan kecilnya kemungkinan remaja malang ini untuk pulih dari koma.

Kasus tersebut merupakan kasus pertama pemberian "Hak Kematian" yang menginspirasi pemberian hak sejenis kepada lusinan orang di Inggris dan Wales.