Pulis: West Brom Seharusnya Mendapat Penalti dan Mustafi Dikartu Merah

By Verdi Hendrawan - Selasa, 26 September 2017 | 06:55 WIB
Manajer West Bromwich Albion, Tony Pulis, saat memberikan instruksi kepada pemainnya dalam lanjutan Liga Inggris 2017-2018 menghadapi Arsenal di Stadion Emirates, London, Inggris, pada Senin (25/9/2017). (IAN KINGTON / AFP)

Manajer West Bromwich Albion, Tony Pulis, menilai timnya layak mendapat penalti saat dikalahkan Arsenal dengan skor 0-2 di pekan keenam Liga Inggris di Stadion Emirates, Senin (25/9/2017) atau Selasa dini hari WIB.

Arsenal berhasil meraih kemenangan berkat sumbangan dua gol dari Alexandre Lacazette.

Striker berusia 26 tahun itu sukses mencetak angka seusai menanfaatkan bola muntah dengan sebuah sundulan pada menit ke-20 dan eksekusi penalti di menit ke-67.

Namun, sebelum Arsenal memimpin pertandingan pda menit ke-20, West Bromwich Albion seharusnya mendapat penalti pada menit kedelapan setelah striker Jay Rodriguez dilanggar Skhodran Mustafi di area terlarang.

Rodriguez sempat dijatuhkan saat berkelit ke arah berlawanan, tetapi striker berusia 28 tahun itu langsung berdiri dan melakukan tembakan yang masih berhasil ditepis kiper Petr Cech dan membentur tiang gawang.

(Baca Juga: Sempat Dikabarkan Tidak Bahagia di AC Milan, Suso Resmi Tanda Tangani Kontrak Baru)

Tony Pulis menilai bahwa ketika timnya mendapat peluang mencetak gol setelah terjadi pelanggaran, wasit bisa mengabaikan kejadian tersebut.

Namun, ketika peluang tersebut gagal berbuah gol, seharusnya pelanggaran tersebut dapat diberikan kepada timnya.

Terlebih, hal tersebut terjadi di dalam kotak penalti dan pelanggaran Mustafi terhadap Rodriguez yang merupakan pemain terakhir layak diganjar kartu merah.

"Kami tidak pernah meminta pemain untuk meminta penalti dan Rodriguez masih berusaha untuk mencetak gol. Namun, ketika peluang tersebut gagal, wasit harus berpikir kembali soal kejadian sebelumnya," ucap Pulis kepada BBC.

"Pelanggaran itu bisa menjadi penalti dan membuat pemain lawan diusir wasit. Jadi, bukan hanya kami bisa memiliki peluang mencetak gol, tetapi tim akan menghadapi lawan yang bermain dengan 10 pemain," tuturnya.

 

Menjadi tim pertama yang lolos ke putaran final Piala Asia U-16 2018 bukan jaminan bagi Timnas U-16 Indonesia untuk meraih tempat yang nyaman dalam undian. Garuda Asia, julukan Timnas U-16 Indonesia, berhasil lolos ke putaran final turnamen level junior tingkat Asia itu setelah menjadi juara Grup G dengan perolehan poin sempurna. Dari 16 tim yang lolos, Timnas U-16 Indonesia diletakkan di posisi ke-16 dan masuk pot 4. Kenapa Timnas U-16 Indonesia ditempatkan di posisi buncit dalam undian? Penentuan pot undian dinilai berdasarkan performa timnas di turnamen tahun sebelumnya. Pada 2016, Timnas U-16 Indonesia tak bisa ikut berpartisipasi di Piala Asia U-16 karena Indonesia terkena sanksi FIFA. Akibat sanksi FIFA, Timnas U-16 Indonesia tak memiliki poin sama sekali. Di pot 4, ada pula Tajikistan, Yordania, dan satu lagi menunggu dari runner-up Grup H. Tajikistan dan Yordania sama-sama tidak masuk di Piala Asia U-16 2016. Garuda Asia, termasuk tim lain di pot 4, akan mendapatkan lawan yang sangat berat dalam undian pembagian grup Piala Asia U-16 2018. #pialaasiau-16 #pialaasia #garudaasia #timnasu-16indonesia #timnasindonesia #timnasu16 #indonesia #timnasday

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on