Satlak Prima Ingin Jadi Satker, Ini Tanggapan Kemenpora

By Nugyasa Laksamana - Rabu, 6 September 2017 | 15:21 WIB
Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto (tengah) berbicara di hadapan awak media di Media Center Kemenpora, Jakarta, Rabu (6/9/2017). (NUGYASA LAKSAMANA/JUARA.NET)

Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto menanggapi keinginan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) yang berharap jadi Satuan Kerja (Satker).

Satlak Prima yang dipimpin oleh Achmad Sutjipto, ingin menjadi Satker agar dapat mengatasi langsung persoalan seperti keterlambatan gaji atlet, peralatan latihan, serta akomodasi.

Gatot menilai keinginan Satlak Prima itu tidak menjadi persoalan selama mengikuti prosedur yang ada.

"Sah-sah saja jika Satlak Prima ingin menjadi Satker. Nanti yang penting dibahas soal legalitasnya. Pasalnya, Satlak Prima kan di bawah Perpres (Peraturan Presiden)," kata Gatot kepada para awak media, Rabu (6/9/2017).

Satlak Prima ingin menjadi Satker karena mengacu dari berbagai persoalan yang muncul pada SEA Games Kuala Lumpur 2017, termasuk keterlambatan honor atlet.

Keinginan itu dinyatakan langsung oleh Pak Tjip, sapaan Achmad Sutjipto, saat menghadiri diskusi terkait prestasi kontingen Indonesia pada SEA Games 2017 di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Selama ini, tugas Satlak Prima hanya menjadi penyedia program latihan yang berujung kepada penentuan target medali pada ajang olahraga multi-event. Adapun anggaran mereka dipegang oleh Kemenpora.

Satlak Prima berharap bisa menjadi Satker layaknya Panitia Penyelenggaran Asian Games (INASGOC) 2018 yang dipimpin oleh Erick Thohir.

Dengan menjadi Satker, maka INASGOC bisa mengelola anggaran meskipun bukan pegawai negeri sipil (PNS).