Pelatih Dibutuhkan Pebalap Indonesia yang Berlaga di Eropa

By Imadudin Adam - Rabu, 22 November 2017 | 08:39 WIB
Pebalap Astra Honda Racing Team asal Indonesia, Dimas Ekky Pratama, berdiskusi dengan tim saat menjalani sesi latihan Moto2 European Championship di Sirkuit de Barcelona-Catalunya, Jumat (10/6/2016). (AHRT)

 Dimas Ekky Pratama, pebalap binaan PT Astra Honda Motor (AHM) yang dikirim ke kejuaraan Moto2 Eropa mengaku banyak mendapat ilmu setelah menyelesaikan musim balap 2017 dan finish di posisi ke-6. Penulis: Donny Apriliananda

Tahun ini, Dimas dan satu lagi pebalap, Andi Gilang, yang ikut di kejuaraan dunia Moto3 junior, menetap di Eropa selama musim bergulir. Ternyata hal ini berpengaruh positif ketimbang pulang-pergi Indonesia-Spanyol jelang balapan.

”Saya bisa lebih banyak berkomunikasi dengan tim, dan ini sangat berpengaruh. Misalnya lagi di workshop, bahas event, ngobrol sama mereka makin nyambung. Kita bisa sama-sama cari solusi untuk dianalisa,” kata Dimas seperti dikutip Bolasport.com dari Kompas.com.

AHM menggandeng tim profesional asal Spanyol, Bruno Performance untuk mewakili Astra Honda Racing Team di FIM CEV Repsol. Kedekatan Dimas dengan para mekanik di Bruno pun makin intens, diiringi dengan peningkatan skill dan fisik selama berlaga di Eropa.

(Baca Juga:  Anthony Joshua: Saya Hampir Setara dengan Muhammad Ali dan Mike Tyson)

Namun, satu hal keinginan Dimas sebagai seorang pebalap, yakni mendapatkan coach atau trainer, pelatih pribadi yang bisa mengontrol dan memberi masukan soal membalap.

”Misalnya (Dani) Pedrosa yang punya coach Sete Gibernau. Pengalaman balap Sete bisa langsung diturunkan. Eric Granad (juara Moto3 Eropa, pesaing Dimas), juga punya mentor. Mereka mendapat evaluasi setiap latihan,” kata Dimas.

Coach, lanjut Dimas, memang harus yang puya pengalaman, terutama mantan pebalap. Motivasi akan terlecut karena mentor adalah pebalap hebat. Selama ini, Dimas mengatakan bahwa masukan-masukan datang dari teman-teman di Bruno Performance.


Dua pebalap tim Satu HATI Honda Team Asia, Dimas Ekky Pratama (kiri) dan Muhammad Zaqhlan Zaidi, berfoto di Sirkuit Suzuka, Jepang, sebelum menjalani balapan Suzuka 8 Hours, pada Minggu (31/7/2016).(NUGYASA LAKSAMANA/JUARA.NET)
 

”Ada yang memberi evaluasi, tapi dia bukan pebalap. Lebih enak kalau yang berpengalaman (di lintasan balap),” kata Dimas.

Gayung bersambut, karena AHM memang sedang mempertimbangkan pendampingan untuk pebalap yang dikirim ke Eropa. Namun, Thomas Wijaya, Direktur Pemasaran AHM belum mengungkapkan seperti apa bentuk pendampingan yang akan diberikan musim depan.