Taklukkan Tujuh Puncak Dunia, 2 Mahasiswi Unpar Dapat Apresiasi Rp 20 Juta

By Delia Mustikasari - Sabtu, 2 Juni 2018 | 13:57 WIB
Usai mengibarkan Merah Putih di puncak Gunung Everest, Deedee dan Hilda tiba di Terminal II Bandara Soekarno Hatta, Jumat (1/6/2018). (KEMENPORA)

Dua pendaki putri Indonesia yang menaklukkan Tujuh Puncak Dunia, Fransiska Dimitri Inkiriwang (Deedee) dan Mathilda Dwi Lestari (Hilda), dari Mahitala Unpar Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung mendapat apresiasi dari Menpora Imam Nahrawi.

Seusai mengibarkan Merah Putih di puncak Gunung Everest, Deedee dan Hilda tiba di Terminal II Bandara Soekarno Hatta, Jumat (1/6/2018) disambut langsung oleh Menpora.
 
Menpora bersama Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, Deputi Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono dan Rektor Unpar Bandung, Mangadar Situmorang menyambut dengan pengalungan bunga dan penghargaan masing-masing Rp 20 juta.
 
"Saya ucapakan selamat atas prestasi yang diraih oleh kedua pendaki tim WISSEMU Unpar Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari yang telah berhasil mengibarkan merah putih setelah mencapai puncak Gunung Everest," kata Imam.
 
"Semangat, perjuangan dan tekad mereka serta diiringi doa orang tua dan kita semua hari ini  kita melihat Deedee dan Hilda sudah  kembali kepangkuan Ibu Pertiwi dengan kegembiraan yang luar biasa, " ucapnya. 
 
Imam berharap atlet yang akan berlaga pada Asian Games 2018 bisa terinspirasi dari perjungan Deedee dan Hilda.
 
 
"Mereka ini sudah meninggalkan keluarga, teman dan kebahagiaan. Mereka ini sudah mengorbankan semuanya dan hanya berpikir untuk memuat sejarah besar bagi negeri ini. Merah Putih ditancapkan di tujuh puncak gunung tertinggi dan tentu ini merupakan kebanggaan Indonesia dan dunia," ujarnya. 
 
Menpora juga berpesan kepada kedua pendaki putri ini untuk menuntaskan kuliah.
 
"Setelah ini, semua kuliahnya juga harus diselesaikan. Tadi saya bertanya pada Rektor Unpar. Deedee dan Hilda semester berapa? Ternyata baru  semester tujuh. Ini persis tujuh benua yang dilampaui dan tujuh semester," ucap Imam.
 
"Lebih dari pada itu, Unpar harus memberikan terobosan bahwa prestasi kedua pahlawan kita ini sudah melampaui angka akademik," tutur Imam seperti dilansir BolaSport.com dari situs resmi Kemenpora.
 
Sementara itu, Deedee mengucapkan terima kasih atas sambutan yang cukup meriah ini.
 
"Kami berdua mengucapkan terima kasih kepada Menpora, orangtua kami, dan teman-teman yang sudah menyambut kami di sini. Pada tanggal 17 kemarin Merah Putih sudah berkibar di puncak Everest, puncak tertinggi di dunia sekaligus mengenapi perjalan kami selama 4 tahun," kata Deedee.
 
"Kami menjadi perempuan pertama Indonesia yang menyelesaikan rangkaian Seven Summits. Bendera Indonesia di tujuh puncak dunia, keberhasilan ini kami persembahkan untuk persatuan bangsa, untukmu Indonesia!" tuturnya. 
 
 
Dua srikandi ini memulai perjalanannya dari Everest Base Camp (EBC) pada 11 Mei 2018 lalu, di ketinggian 5.150 meter di atas permukaan laut (mdpl) sebagai titik awal pendakian.
 
Mereka mencapai puncak dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di puncak Everest pada Kamis (17/5/2018) pagi.
 
Upaya pendakian menuju puncak (summit attempt) ini dimulai dari Camp 3 atau di ketinggian 8.225 mdpl pada 17 Mei 2018 pukul 23.30 waktu setempat.
 
Tim melakukan perjalanan selama 6,5 jam untuk mencapai puncak tertinggi di dunia tersebut.
 
Tentunya perjalanan mencapai puncak ini bukanlah perkara mudah, perjalanan dari titik terakhir itu ditemani angin kencang dan suhu udara yang mencapai -25 derajat Celcius.
 
Perlu waktu yang panjang bagi tim untuk mencapai atap dunia tersebut. Pencapaian puncak Gunung Everest ini menjadi penutup dari misi ekspedisi mengibarkan Bendera Indonesia di tujuh gunung tertinggi di tujuh benua, atau Seven Summit.