DUEL KLASIK - 26 Mei 2004, Awal Mula Jose Mourinho Jadi Songong

By Dwi Widijatmiko - Selasa, 26 Mei 2020 | 20:20 WIB
Deco, merayakan gol dalam duel klasik FC Porto kontra AS Monaco di final Liga Champions, 26 Mei 2004. (YOUTUBE)

BOLASPORT.COM - Dalam karier panjangnya sebagai pelatih, Jose Mourinho dikenal dengan karakternya yang arogan.

Akan tetapi, sikap songong itu bisa dimengerti mengingat Jose Mourinho memang sangat sukses dengan sederet trofi yang diraih bersama klub-klub yang ditanganinya.

Sentuhan tangan emas Mourinho terutama sangat terasa di era 2000-an, saat pria Portugal ini masih menjadi rising star pelatih dalam awal usia 40-an tahun.

Mourinho membawa FC Porto berturut-turut menjuarai Piala UEFA 2002-2003 kemudian Liga Champions 2003-2004.

Baca Juga: DUEL KLASIK - 25 Mei 2013, Arjen Robben Menangi Derbi Bundesliga di Final Liga Champions

Kesuksesan menjuarai Liga Champions 2003-2004 itulah yang mengawali sikap songong Mourinho.

Seminggu setelah final Liga Champions 2003-2004, Mou pindah ke Chelsea.

Dalam jumpa pers, Mourinho bilang: "Tolong jangan bilang saya arogan. Tetapi, saya adalah juara Eropa dan saya pikir saya spesial."

Sejak saat itu Jose Mourinho pun lekat dengan julukan The Special One.

Duel klasik final Liga Champions 2004 pada 26 Mei 2004 antara FC Porto kontra AS Monaco memang memperlihatkan kebrilianan taktik Mourinho.