Para Pemain Arema FC Dapat Peringatan untuk Taati Protokol Secara Disiplin

By Ibnu Shiddiq NF - Sabtu, 19 September 2020 | 15:45 WIB
Pemain Arema FC, Johan Ahmad Alfarizi saat tes cepat gelombang pertama di Arema Office, Jumat (17/07/2020) siang. (Kompas)

BOLASPROT.COM - PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi baru saja menggelar mendical meeting bersama dokter klub Liga 1 dan Liga 2 pada Rabu (16/9/2020).

Pertemuan bertajuk Medical Workshop Etxtraordinary Competition 2020 dimulai pukul 9.30 WIB hingga 18.30 WIB.

Pertemuan secara daring tersebut bertujuan memberikan edukasi kepada tim mengenai protokol kesehatan yang akan diterapkan saat liga bergulir.

Baca Juga: PSM Makassar Gelar Latihan Perdana Ketika Liga 1 Bergulir 8 Hari Lagi

Dokter tim Arema FC, dr. Nanang Tri Wahyudi mengaku memperoleh banyak informasi terkait protokol selama bergulirnya kompetisi nanti.

Terutama perihal skema penerapan swab test atau PCR yang telah diatur sedemikian rupa.

“Tes PCR ditanggung LIB, tiap 14 hari sekali. Plus protokol medis ketat selama kompetisi,” kata Nanag dikutip BolaSport dari Kompas.

Eks Dokter tim Persija Jakarta tersebut menyebut akan ada total 12 swab test yang mesti dilakukan setiap tim sepanjang lima bulan berjalannya Liga 1 (1 Oktober2020 - 28 Februari 2021)

Test akan dilakukan setiap 14 hari yang akan dimulai pada 29 September 2020 dan berakhir 26 Februari.

Setiap sesinya PT LIB menyediakan waktu empat hari kepada tim untuk melakukan swab test kepada seluruh anggota tim.

Baca Juga: Rekor Siaran Secara Langsung Termasuk Laga Timnas U-19 Indonesia

Nanang Tri Wahyudi mengatakan ada tambahan dalam standar protokol kesehatan.

Menurutnya, standar protokol kesehatan yang sekarang ini dinilai jauh lebih kompleks dari sebelumnya.

“Lebih ketat, terutama kewajiban swab test atau PCR, lainnya sama saja,” ucapnya.

Lebih lanjut, Nanang memperingatkan agar semua pemain Arema FC lebih disiplin dalam manjaga kesehatannya masing-masing.

Ia menambahkan bawah penularan virus corona tidak memandang siapapun orangnya, termasuk yang sehat sekali pun.

Demi keselamatan bersama, sehat merupakan modal awal dalam kelancaran berkompetisi.

“Semua bisa terkena, bahkan pemain yang fit sekalipun. Sehingga harus disiplin dan tidak meremehkan protokol kesehatan,” ujar dokter lulusan Universitas Barcelona ini.