Buntut Insiden 2 Bobotoh Meninggal, Pengamat: Piala Presiden Lebih Baik Dihentikan

By Wila Wildayanti - Senin, 20 Juni 2022 | 08:00 WIB
Dua bobotoh meninggal dunia usai laga Persib Bandung Vs Persebaya Surabaya di Stadion GBLA (Instagram Ultras.id)

BOLASPORT.COM - Akibat insiden meninggalnya dua suporter Persib, semua pihak menyoroti penyelenggaraan Piala Presiden 2022, termasuk pengamat sepak bola Tanah Air.

Dua nyawa melayang tepat menjelang laga Grup C Piala Presiden yang mempertemukan Persib Bandung dan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jumat (17/6/2022).

Dua bobotoh meninggal dunia karena berdesak-desakan saat hendak memasuki stadion menyaksikan laga Persib vs Persebaya.

Akibat Insiden itu, PT LIB (Liga Indonesia Baru) pun membuka beberapa opsi terkait penyelenggaraan Piala Presiden 2022.

Baca Juga: Demi Cetak Gol di Depan Suporter Persib Bandung, Ciro Alves Tahan Sakit Sejak Menit ke-13 Karena Cedera Patah Tulang

Beberapa opsi di antaranya yakni pertandingan Piala Presiden 2022 bergulir tanpa penonton, pindah venue dan tak lagi di Bandung, serta turnamen dihentikan.

Namun, hingga saat ini saat dikonfirmasi, PT LIB belum juga memberikan pernyataan soal apa yang akan dilakukan karena turnamen masih dilangsungkan.

Melihat situasi ini, Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, pun menyayangkan kejadian tersebut.

Menurutnya kejadian seperti ini bukan masalah baru hingga ada korban jiwa.

Menurut Akmal dari data yang ia kumpulkan, tercatat ada 78 suporter meninggal dunia sejak Liga Indonesia digelar pada 1994.

Adanya korban jiwa dalam laga Persib vs Persebaya ini membuat Akmal geram.

Ia menilai bahwa PSSI maupun operator liga tidak pernah belajar dari kesalahan yang telah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Aksi Bobotoh di Laga Lawan Persebaya Buat Kiper Anyar Persib Deg-degan 

“Ini sebenarnya sebuah hal yang bisa diantisipasi. Pengelola seharusnya sudah tahu pertandingan mana saja yang perlu kerja ekstra,” ujar Akmal Marhali kepada awak media.

“Apalagi Persib dan Persebaya itu punya basis suporter yang besar. Ditambah ada antuasime tinggi sejak COVID-19,” ucapnya.

Selain Bandung, ada tiga kota lain yang juga menjadi tuan rumah pada ajang Piala Presiden 2022 yakni Samarinda, Solo, dan Malang.

Akmal mengatakan bahwa klub memang memiliki hak menjadi tuan rumah, tetapi bukan berarti mereka melupakan hal-hal yang perlu disiapkan untuk menggelar pertandingan dengan aman.

Seperti yang terjadi di Stadion GBLA yang sejak awal hanya menyediakan kapasitas 75 persen atau cuma 15 ribu penonton. 

Seharusnya sejak awal masalah itu sudah disosialisasikan oleh panpel dengan tepat sehingga penonton tak akan membludak hingga 30 ribu orang yang hadir.

Hal seperti itu bisa dicegah apabila panpel melakukan sosialisasi terkait regulasi dengan tepat. 

“Sejak awal seharusnya dipersiapkan. Verifikasi harus jelas. Stadion layak atau tidak dan apakah berisiko kalau tuan rumah yang bermain, itu semua tidak jelas,” kata Akmal.

Baca Juga: Dua Bobotoh Jadi Korban Jiwa, Nick Kuipers: Kita Menang Pertandingan tapi Kalah dalam Kehidupan

“Cuma menggelar pertandingan, mendapatkan uang, dan melupakan masalah yang bisa muncul di tengah jalan. Jelas ini kelalaian.”

Akibat kelalaian yang mengakibatkan adanya korban jiwa, Akmal menyarankan agar Piala Presiden 2022 lebih baik dihentikan.

Apalagi, ini masih turnamen pramusim bukan kompetisi utama sehingga diharapkan pihak penyelenggara bisa mempersiapkan dengan baik saat menghadapi Liga 1 nanti.

Tentu dengan harapan agar kejadian serupa tak terulang.

“Seharusnya turnamen pramusim ini dijadikan ajang bersenang-senang,” tuturnya. 

“Kemudian ada korban, lebih baik dihentikan dan lakukan evaluasi.”

“Ada kompetisi resmi yang bisa dijalankan. Kalau dilanjutkan dan kasus dibiarkan, bukan mustahil ada korban lagi.”

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom)