BOLASPORT.COM - Perkembangan Yamaha selama tes pramusim MotoGP 2025 melesat lebih cepat dari perkiraan. Ducati selaku penguasa pun mau tidak mau harus menaruh perhatiannya.
Reputasi Yamaha selaku pabrikan pemenang di MotoGP memang telah tercoreng gegara hasil-hasil minor yang diraih dalam dua musim ke belakang.
Bahkan tanda-tandanya sudah terlihat pada 2022 ketika sang ujung tombak, Fabio Quartararo, gagal mempertahankan gelar secara tragis.
Unggul 91 poin jelang paruh musim, El Diablo turun ke peringkat dua gegara sulit menembus rombongan Ducati untuk podium saat Francesco Bagnaia menang bolak-balik di sisa musim.
Tarik maju ke masa sekarang, Yamaha melakukan sederet perubahan untuk misi bangkit.
Salah satu revolusi yang dilakukan adalah menempatkan insinyur Eropa, tepatnya membajak dari Ducati, sebagai direktur teknis untuk pertama kalinya.
Perubahan radikal lainnya adalah mempertimbangkan pengganti bagi konfigurasi mesin inline-four yang telah menjadi bagian dari kesuksesan Yamaha di MotoGP.
Yamaha tidak pernah lagi memakai konfigurasi V4 sejak motor YZR-M1 ikut menandai awal era motor 4 tak pada 2002, apalagi setelah penemuan crossplane crankshaft yang tersohor.
Namun, kekurangan inline-four dalam aspek tenaga menjadi kerugian dalam pengembangan aerodinamika yang makin agresif di MotoGP.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | GPOne.com, Crash.net |