BOLASPORT.COM - Sandy Walsh menjadi "cadangan mati" di tim yang menghuni dasar klasemen Liga Jepang, pindah klub justru karier menurun.
Saat memutuskan hijrah dari Liga Belgia, Sandy Walsh berharap pilihan klub berikutnya akan menjadi langkah naik dalam kariernya.
Bek kanan timnas Indonesia itu memilih Yokohama F Marinos setelah meninggalkan KV Mechelen pada Februari lalu.
Pilihan karier tersebut saat itu terasa pas: Yokohama adalah klub besar dengan lima titel J1 League dan baru menjadi runner-up Liga Champions Asia.
Mereka juga baru saja menunjuk Steve Holland, mantan asisten Antonio Conte dan Gareth Southgate, sebagai pelatih kepala.
"Segera setelah saya tahu tentang suatu minat dan saat resmi pindah ke Jepang," ujar Sandy Walsh.
"Saya dan istri saya mulai belajar membuat karakter tulisan Jepang, Hiragana dan Katakana," ujarnya.
Kurang dari tiga bulan berselang, segalanya berlangsung buruk bagi Walsh.
Pemain 30 tahun itu pada mulanya memperoleh menit main reguler, tiga kali di Liga Champions dan lima kali di J1 League.
Baca Juga: Kontraknya Mau Habis, Satu Pemain Timnas Indonesia Berpeluang Besar Gabung Bhayangkara FC
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Transfermarkt.co.id |