Mediokritas Stan Kroenke dan Alasan Arsene Wenger Belum Dipecat

By Lariza Oky Adisty - Rabu, 30 Agustus 2017 | 18:50 WIB
Pemilik Arsenal, Stan Kroenke, bersalaman dengan gelandang The Gunners, Mesut Oezil, seusai kemenangan di final Piala FA 2017 kontra Chelsea pada 27 Mei 2017 di Stadion Wembley, London. (ADRIAN DENNIS/AFP)

Kalau bingung melihat Arsenal masih mempertahankan Arsene Wenger sebagai pelatih meski tak kunjung ada perbaikan prestasi, mungkin muaranya ada di Stan Kroenke.

Stan Kroenke adalah pemilik saham mayoritas klub asal London Utara tersebut.

Berprofesi sebagai pengusaha, Kroenke merupakan pemilik sejumlah tim olahraga di Amerika Serikat.

Beberapa di antaranya adalah klub NBA, Denver Nuggets, tim Major League Soccer, Colorado Rapids, serta tim National Football League, Los Angeles Rams.

Tidak ada prestasi istimewa dari klub-klub yang dimiliki Kroenke.

Denver Nuggets, misalnya. Pada musim kompetisi 2016-2017, Nuggets gagal melangkah ke play-off setelah tereliminasi di kompetisi wilayah Barat (Western Conference).

Mereka hanya menang 40 kali dan kalah 42 kali sepanjang musim lalu.

Di Major League Soccer, Colorado Rapids juga punya catatan serupa.

Mereka finis di urutan ke-11 alias terbawah di wilayah Barat musim lalu. Dari 25 pertandingan, Rapids hanya menang enam kali.

BACA JUGA: Kehilangan Dembele, Borussia Dortmund Langsung Gaet Pemain Baru

Adapun di Liga Football Amerika, National Football League, Los Angeles Rams hanya finis di urutan ketiga di National Football Conference wilayah Barat.

Rams kalah bersaing dari Seattle Seahawks dan Arizona Cardinals.

Kroenke bukan seperti Roman Abramovich di Chelsea, misalnya, yang haus gelar dan tidak ragu berinvestasi untuk menguatkan timnya.

Atas sikap tersebut, Kroenke punya argumen. Dia mencari stabilitas bisnis dalam menjalankan klub-klubnya.

"Pemilik klub terbaik adalah yang mengerti dua sisi, olahraga dan bisnis. Tanpa bisnis yang baik, Anda tidak bisa mendapat pemain bagus," kata Kroenke pada Sloan Sports Analytics Conference, Maret 2016.


Para fan Arsenal membentangkan spanduk anti pemilik The Gunners, Stan Kroenke, pada laga Liga Inggris Arsenal kontra Everton di Stadion Emirates, London, 21 Mei 2017.(JUSTIN TALLIS/AFP)

Menurut Kroenke, pola pikir tersebut rasional.

"Dengan model bisnis demikian, pemain adalah pihak paling diuntungkan. Mereka mendapat gaji yang cukup," tuturnya.

Dia pun tidak sepakat dengan metode pemilik klub lain yang mengucurkan dana besar ke timnya.

"Investor dari luar negeri bisa kehilangan minat. Kalau mereka mencabut investasi, apa yang terjadi dengan klubnya? Suporter akan jadi pihak dirugikan dalam skenario tersebut karena mereka akan kehilangan pemain," ujar Kroenke.

Kalau melihat prestasi tim-tim Kroenke yang hanya rata-rata air, tidak heran kalau misalnya dia menilai bahwa Wenger masih layak bertahan di Arsenal.

Walau tidak kunjung juara Liga Inggris, Arsenal konsisten finis di peringkat keempat dan lolos ke Liga Champions.

Musim 2016-2017 mungkin pengecualian, karena Mesut Oezil dkk hanya finis di urutan kelima dan harus puas bermain di Liga Europa.

Namun, di musim yang sama, mereka menang Piala FA.

Mungkin Kroenke sudah puas dengan catatan tersebut, tetapi tidak dengan para penggemar Arsenal.

Pertanyaannya, mau sampai kapan Arsenal puas dengan mediokritas tersebut?