Guti Hernandez Memenuhi Semua Kriteria untuk Sukses bersama Real Madrid

By Kautsar Restu Yuda - Minggu, 10 Juni 2018 | 17:54 WIB
Pelatih Real Madrid Juvenil A, Jose Maria Gutierrez Hernandez alias Guti, pada laga UEFA Youth League (DOK SPORT)

 Pelatih Real Madrid Juvenil A, Jose Maria Gutierrez Hernandez alias Guti, memiliki semua kriteria untuk menjadi pelatih anyar Real Madrid.

Guti Hernandez menjadi salah satu pelatih yang masuk kandidat pelatih baru Real Madrid.

Kursi pelatih Los Blancos kosong sejak ditinggal Zinedine Zidane 10 hari yang lalu.

Guti harus bersaing dengan sejumlah nama seperti Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur), Massimiliano Allegri (Juventus), Juergen Klopp (Liverpool), dan Antonio Conte (Chelsea).

Selain itu masih ada Arsene Wenger (eks Arsenal), Joachim Loew (timnas Jerman), dan Tite (timnas Brasil).

(Baca Juga: 5 Alasan Mario Goetze adalah Pilihan yang Tepat bagi Liverpool Usai Gagal Dapatkan Nabil Fekir)


Namun jika menilik kriteria-kriteria untuk membawa Real Madrid berjaya, Guti patut dikedepankan.

Menurut Marca yang dicuplik BolaSport.com, jika Real Madrid ingin sukses seperti era Zidane, sang pelatih anyar harus memenuhi tiga kriteria.

Ketiga kriteria ini disarikan dari empat pelatih tersukses sepanjang sejarah Real Madrid, yaitu Miguel Munoz (14 gelar), Zidane (9), Luis Molowny (8), dan Vicente del Bosque (7).

Berikut tiga kriteria yang perlu dipenuhi pelatih anyar Real Madrid agar Los Blancos kembali berjaya.

3. Minim Pengalaman

Keempat nama pelatih di atas sama-sama tak punya pengalaman dan rekam jejak yang baik dalam dunia kepelatihan.

Miguel Munoz mulai melatih Real Madrid sejak 21 Februari 1959 hingga 13 Januari 1974.

Kala Munoz diangkat sebagai pelatih Real Madrid hanya 7 bulan setelah ia pensiun sebagai pemain.

Namun, Munoz berhasil menjadi pelatih dengan gelar terbanyak dalam sejarah Los Bancos, klub pertama yang ia latih.

(Baca Juga: Jose Mourinho Ingin Gelandang Man United Ini Gagal di Piala Dunia 2018 )

Zinedine Zidane hanya pelatih Real Madrid Castilla dan asisten Carlo Ancelotti sebelum menjadi pelatih tim senior.

Tiga gelar Liga Champions dalam tiga musim terakhir dan enam gelar lainnya cukup untuk berdecak kagum pada kinerja Zidane.

Sementara Luis Molowny sedikit berbeda dari Zidane dan Munoz, karena pernah melatih UD Las Palmas sebelum menjadi nakhoda tim Ibu Kota Spanyol itu.

Namun, Molowny hanya memimpin enam laga dan kemudian melatih Real Madrid senior.

Vicente del Bosque memiliki kisah serupa dengan Zidane, di mana hanya melatih tim junior Real Madrid sebelum membawa Los Galacticos meraih tujuh gelar.

Begitu juga dengan Guti yang baru memulai karier melatih pada Januari 2016 bersama tim junior Real Madrid.

Guti bahkan belum pernah melaih Real Madrid Castilla seperti Zidane dan Del Bosque.

(Baca Juga: Usai Zidane Pergi, Real Madrid Terancam Ditinggal 5 Pemain Bintangnya)

2. Eks Pemain Real Madrid


Gelandang Real Madrid, Guti Hernandez, memeluk Raul Gonzalez (kanan), yang mencetak gol ke gawang Sevilla dalam laga Liga Spanyol di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla, pada 26 April 2009.(CRISTINA QUICLER/AFP)

Keempat pelatih tersebut merupakan mantan pemain Real Madrid.

Sehingga karakter atau DNA Real Madrid mereka kenali dan miliki.

Bahkan, tiga pelatih pensiun sebagai pemain di Estadio Santiago Bernabeu, selain Molowny yang pensiun di UD Las Palmas.

Munoz membela Real Madrid pada musim 1948-1949 hingga 1958-1959.

Zidane berseragam putih sejak 2001-2002 hingga 2006-2007.

(Baca Juga: Komentar Pep Guardiola soal Keinginan Neymar Jadi Anak Asuhnya)

Molowny menghabiskan satu musim bersama Real Madrid, yaitu musim 1957-1958, kemudia hijrah ke UD Las Palmas.

Sementara Del Bosque membela panji Los Blancos pada medio 1971-1972 hingga 1983-1984. Ia sempat dipinjamkan pada musim 1972-1973.

Dalam aspek ini, Guti unggul atas keempat pelatih tersebut.

Bagaimana tidak, ketika pelatih lain sempat membela tim lain sebelum begabung dengan Real Madrid, Guti adalah "anak kandung" dari akademi Real Madrid.

Bahkan, Guti lahir dan tumbuh di Kota Madrid.

1. Pintar Mengendalikan Ruang Ganti

Keempat pelatih juga sama-sama memiliki kepemimpinan yang baik di ruang ganti pemain.

Pengalaman sebagai pemain Real Madrid, membuat para pemain menghormati mereka kala kembali ke klub tersebut sebagai pelatih.

Contoh yang paling kentara adalah Zidane dan Del Bosque.

Kedua pelatih tersebut memimpin di era Presiden Florentino Perez yang gemar membeli pemain bintang.


Gelandang Real Madrid, Guti Hernandez, merayakan gol yang dia cetak ke gawang Villarreal dalam laga Liga Spanyol di Stadion El Madrigal, Villarreal, pada 2 September 2007.(JOSE JORDAN/AFP)

Para pemain bintang yang memiliki pemikiran dan ego yang besar, tak ada yang segan membantah Zidane dan Del Bosque.

Aspek ini mungkin perlu diuji terhadap Guti.

Namun, sebagai pemain jebolan akademi yang mampu bertahan 16 tahun di Santiago Bernabeu, harusnya tidak sulit bagi Guti mendapat rasa hormat dari para pemain Los Blancos.

(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)

Apalagi Guti bertahan di tengah lalu-lalang para pemain bintang yang datang-pergi sejak proyek Los Galacticos dicanangkan Florentino Perez.

Selain itu, pelatih berusia 41 tahun itu mampu mengoleksi 14 trofi bersama Real Madrid semasa menjadi pemain.