Kami Siap Mati untuk Malaga

By Persiana Galih - Sabtu, 8 September 2018 | 05:45 WIB
Piixii, suporter Malaga, dan ketiga temannya, sesaat sebelum membeli tiket pertandingan antara Malaga CF dan Tenerife, Kamis (7/9) (PERSIANA GALIH/BOLA)

Sudah hampir dua jam Piixii bersama dua temannya, menunggu Antonio di depan Stadion La Rosaleda, kandang dari klub Malaga. Hanya dengan kehadiran Antonio, mereka bisa mendapatkan tiket pertandingan antara Malaga vs Tenerife pada Jumat (8/9) waktu Spanyol lebih murah dari sebelumnya.

Setelah lama menunggu, akhirnya Antonio datang juga. Dengan skuter biru gelap ia mengebut motornya, seakan tahu akan kena semprot ketiga temannya. “Lihat, ini dia Antonio temanku yang buruk rupa,” tutur Piixii, mengenalkan Antonio kepada Bolasport yang ada di sana, Jumat (7/9). 

Tiket menonton pertandingan antara Malaga vs Tenerife dibanderol paling murah sekitar 10 Euro atau sekitar Rp170 ribu. Menurut Piixii itu cukup murah, dibandingkan dengan harga tiket menyaksikan pertandingan Real Madrid, Barcelona, atau Valencia.

Dengan bantuan Antonio, Piixii dan kedua temannya bisa mendapatkan tiket lebih murah dari 10 Euro. “Jika kamu mau, Antonio bisa memberimu diskon,” kata dia.


Antonio (Baju kuning), sedang bernegosiasi harga tiket dengan para Malaguista.(PERSIANA GALIH/BOLA)

Piixii mengaku tidak pernah meninggalkan pertandingan Malaga. Dia adalah Malaguismo sejati. Bagi Piixii, klub dengan jersey berwarna biru langit dan putih itu adalah harga diri Kota Malaga. Maka itu, di divisi berapa pun Malaga bermain, ia memilih setia menyaksikan klub kesayangannya.

(Baca Juga: Si Tangan Tuhan Resmi Latih Klub Meksiko)

Bahkan, jarinya sudah tak bisa menghitung berapa banyak ia terlibat perekelahian dengan suporter dari klub Spanyol lain demi mempertahankan harga diri Malaga. Setiap terlibat dalam perkelahian, katanya, ia harus siap menghadapi kematian.


Para Malaguista dari berbagai kelompok, kerap menempelkan gambar klubnya pada setiap informasi aturan penonton di Stadion La Rosaleda.(PERSIANA GALIH/BOLA)

“Setiap suporter di sini harus siap mati. Maka itu bukan hal yang aneh jika banyak orang di Spanyol mati hanya karena mendukung klub kesayangannya,” ujarnya.