Gelandang Sevilla, Rasa Sakit Hati ke Jose Mourinho, dan Sesal Manchester United

By Jalu Wisnu Wirajati - Rabu, 14 Maret 2018 | 11:47 WIB
Pemain Sevilla, Pablo Sarabia, menaklukkan kiper Real Sociedad, Geronimo Rulli, saat kedua tim bertemu pada pertandingan La Liga, Jumat (5/5/2017). (TWITTER @SEVILLAFC)

Jangan sepelekan rasa sakit hati. Hal itu bisa menjadi motivasi untuk bangkit, seperti dibuktikan gelandang Sevilla, Pablo Sarabia

Sevilla yang diperkuat Pablo Sarabia meraih kemenangan 2-1 atas Manchester United pada laga kedua 16 besar Liga Champions di Stadion Old Trafford, Selasa (13/3/2018) atau Rabu dini hari WIB.

Wissam Ben Yedder memborong dua gol kemenangan Sevilla, yang hanya bisa dibalas sekali oleh tuan rumah melalui Romelu Lukaku.

Manchester United kandas, Sevilla lolos ke perempat final dengan agregat 2-1.

Ben Yedder mungkin menjadi sorotan utama kemenangan Sevilla pada laga itu.

Namun, jangan lupakan peran gelandang berusia 25 tahun, Pablo Sarabia.

(Baca Juga: Singkirkan Manchester United, Sevilla Lolos Pertama Kali ke Perempat Final Liga Champions)

Dalam dua pertandingan melawan Manchester United, Sarabia terlihat tampil ngotot dan kerap mengeksploitasi sisi kiri pertahanan lawan.

Penampilan ngotot itu tak lepas dari rasa sakit hati Sarabia kepada Jose Mourinho, manajer Manchester United.


Striker Manchester United, Romelu Lukaku (tengah), melepaskan tembakan dalam laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions kontra Sevilla di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris, pada 13 Maret 2018.(OLI SCARFF/AFP)

Ya, pemain kelahiran 11 Mei 1992 itu punya rasa sakit hati kepada Mourinho yang pernah melatihnya di Real Madrid.

Kejadiannya terjadi pada 7 tahun lalu, tepatnya pada bursa transfer musim panas 2011.

Ketika itu, Mourinho berandil dalam penjualan Sarabia ke Getafe dengan nilai transfer 3 juta euro.

Padahal, pemain bernama lengkap Pablo Sarabia Garcia itu berstatus rising star saat itu.

(Baca Juga: Disingkirkan Bekas Pemain Futsal, Jose Mourinho Resmi Jadi Pelatih Medioker)

Gelandang serang didikan Castilla itu tengah moncer dengan koleksi 12 gol dari 33 pertandingan.

Penampilan moncer itu juga membuat Mourinho sempat terpincut dengan memberinya kesempatan debut pada pertandingan Liga Champions, Desember 2010.

Memakai kostum nomor 33, Sarabia masuk menggantikan Cristiano Ronaldo dalam 18 menit terakhir pertandingan melawan Auxerre yang dimenangi Real Madrid dengan skor 4-0.

"Ini merupakan malam yang luar biasa dan takkan bisa saya lupakan," kata Sarabia, ketika itu.

Akan tetapi, Mourinho ternyata tak meliriknya sama sekali.

Pada akhir musim, Sarabia dilepas ke tim sekota Real Madrid, Getafe.

Sarabia memang dijual dengan klausul pembelian kembali atau buy back.

Namun, opsi itu tak pernah dipakai oleh Real Madrid (baca: Mourinho), tak seperti sahabatnya, Dani Carvajal.

(Baca Juga: Parah! Manchester United Diserang Meme Setelah Kalah dari Sevilla di Liga Champions)

"Mourinho mengatakan sesuatu kepada saya sebelum pergi," ucap Sarabia seperti dilansir BolaSport.com dari ESPN FC jelang laga pertama babak 16 besar Liga Champions.

Namun, saya takkan mengatakannya karena bagaimanapun saya harus mengucapkan terima kasih karena dia telah memberi kesempatan debut," tuturnya.

Bersama Getafe, Sarabia makin matang dari waktu ke waktu.

Prestasi individu terbaik dia di Getafe terjadi pada musim 2015-2016, tetapi berbanding terbalik dengan timnya yang terdegradasi.

Sevilla kemudian datang sebagai "dewa penolong" dan menjalani sistem rotasi ala Jorge Sampaoli dan Eduardo Berizzo.

Ketika Vincenzo Montella datang pada paruh musim ini, peran Sarabia semakin vital.

Musim ini, Sarabia telah mengemas lima gol dan lima assist bagi Sevilla.

(Baca Juga: 7 Fakta Usai Kekalahan Manchester United Vs Sevilla, Rekor Wayne Rooney Disamai)

Dalam usia 25 tahun, karier Sarabia masih panjang, bahkan, periode keemasan sebagai pesepak bola pun masih di hadapannya.

Mungkin saja, seusai laga di Old Trafford, Mourinho mengenang ucapannya 7 tahun lalu kepada remaja bernama Sarabia.

Siapa sangka pula, Manchester United juga pernah meminati Sarabia ketika masih berusia 15 tahun atau 10 tahun lalu. 

Sarabia menolaknya karena lebih mencintai Real Madrid. 

Ketika mulai cemerlang bersama Getafe pada 2013, kembali Manchester United menunjukkan ketertarikannya. 

"Jika rumor itu benar, saya tentu amat senang," ucap Sarabia seolah cuek menanggapi kabar transfer. 

Lima tahun berselang, mungkin bukan hanya Mourinho yang menyesali putusannya, pun Manchester United