Kegagalan Timnas Belanda ke Piala Dunia 2018 dan Titik Nadir Asisten Rinus Michels

By Anju Christian Silaban - Rabu, 11 Oktober 2017 | 04:37 WIB
Pelatih timnas Belanda, Dick Advocaat, menjalani jumpa pers di Alkmaar, 2 September 2017. (REMKO DE WAAL/AFP)

Tahun 2016 dan 2018 menjadi titik nadir dalam sejarah timnas Belanda.

Bagaimana tidak, tim berjulukan Oranje harus absen secara beruntun dari dua turnamen besar, Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018.

Kegagalan Belanda ke putaran final turnamen yang disebut terakhir dipastikan setelah mereka melawan Swedia di Amsterdam Arena, Rabu (11/10/2017) dini hari WIB.

Pasukan Dick Advocaat menang 2-0, tetapi itu tak cukup untuk menggusur Swedia yang unggul selisih gol sehingga menduduki posisi kedua Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa.

(Baca Juga: Islandia, Kontestan Piala Dunia dengan Jumlah Pesepak Bola Jauh Lebih Sedikit daripada Indonesia)

Catatan negatif serupa dialami Belanda pada era 1980-an.

Secara berturut-turut, mereka gagal lolos ke putaran final Piala Eropa 1984 dan Piala Dunia 1986.

Ada benang merah di antara dua kisah gagal Belanda, yaitu sosok Advocaat sendiri.

Dia menjadi asisten Leo Beenhakker ketika Belanda kalah dari Belgia pada partai play-off Piala Dunia 1986.

Advocaat pun menjadi saksi bagaimana tongkat estafet kepelatihan berpindah dari Leo Beenhaker ke Rinus Michels akibat kegagalan tersebut.