Sejarah Hari Ini, Bus Timnas Togo Diberondong Peluru

By Dimas Wahyu Indrajaya - Senin, 8 Januari 2018 | 09:16 WIB
Striker timnas Togo, Emmanuel Adebayor, menangis usai bus tim yang ditumpanginya diserang dengan senjata api yang menelan korban. (YOUTUBE.COM/SKYNEWS)

Pada 8 Januari 2010 timnas Togo tertimpa insiden mengerikan di Angola.

Bus mereka yang mereka tumpangi pada saat itu diberondong peluru oleh pemberontak negara tersebut.

Kala itu timnas Togo memakai dua bus, satu berisi pemain beserta staf timnas dan satu bus lagi berisi barang-barang.

Mereka hendak ke Angola untuk melakoni laga Piala Afrika 2010 tiga hari kemudian.

Menurut penuturan Sky News dan The Guardian, bus timnas Togo melintas di provinsi Cabinda yang dipisah sisa-sisa negara Republik Kongo.

Sesaat melintas daerah itu tiba-tiba bus yang mereka tumpangi bus mereka diserang oleh senapan mesin yang ditembakkan ke kedua bus.

(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Selebrasi Pembawa Petaka, Jari Putus akibat Cincin Kawin)

Salah satu bintang timnas Togo, Moustapha Salifou, menggambarkan kondisi saat itu.

"Tembakan terjadi setengah jam dan saya bisa mendengar desingan peluru yang melewati saya. Situasinya seperti dalam film," kata Salifou.

"Kejadian itu terjadi saat kita baru 15 menit saat melintasi perbatasan menuju Angola sampai akhirnya kami dihujani tembakan senjata api."

"Saya tahu saya amat beruntung. Saya berada di belakang pelatih bersama Emmanuel Adebayor dan satu kiper kami."

"Pemain bertahan yang duduk di depan saya terkena dua tembakan di punggungnya. Kiper Kodjovi Obilale, salah satu sahabat saya, terkena peluru di perutnya dan langsung diterbangkan ke Afrika Selatan untuk dioperasi menyelamatkan nyawanya."

"Mengerikan. Semuanya menangis. Saya tak mengerti bagaimana bisa seseorang melakukan hal ini," ujar Salifou.

Dilaporkan pada kejadian berdarah itu menelan korban.

(Baca Juga: Sudah Berlimpah Harta tetapi Masih Bermain Bola, Begini Jawaban Mengharukan Pemain Leicester City)

Tiga orang tewas yakni asisten pelatih Amelete Abalo, media officer Stan Ocloo, dan supir bus Mario Adjoua.

Lalu 7 lainnya menderita luka-luka, lima pemain Togo serta dua staf medis timnas.

Ikon timnas Togo saat itu, Emmanuel Adebayor, turut buka suara terhadap kejadian itu.

Eks striker Arsenal yang kala itu membela Manchester City mengungkapkan kesedihannya melihat salah satu staf media officer, Stan Ocloo, yang meregang nyawa di tangannya.

"Rasanya sangat sulit sekali karena media officer kami, sekaligus media officer saya pribadi, meninggal di tangan saya," ucap Adebayor dikutip BolaSport.id dari The Guardian.

"Sampai sekarang itu adalah kejadian yang sangat buruk yang terjadi dalam hidup saya."

Usai kejadian itu, pemberontak Togo yakni Front for the Liberation of the Enclave of Cabinda (FLEC) diklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Sekjen FLEC dari bagian militer, Rodrigues Mingas, menyatakan tentaranya tak bermaksud menyerang bus timnas Togo saat melintas Cabinda.

(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Selebrasi Akrobatik Renggut Nyawa Pesepak Bola Muda India)

Serangan yang dilakukan FLEC ditujukan pada tentara keamanan Angola yang juga konvoi di daerah itu.

"Penyerangan ini tidak ditujukan untuk pemain Togo tetapi untuk kesatuan Angola yang tengah konvoi," ungkap Mingas pada stasiun tv Prancis.

Pasca insiden berdarah yang menimpa mereka, timnas Togo pun menarik diri dari Piala Afrika.

Langkah itu mendapat tanggapan dari Federasi Sepak bola Afrika (CAF) dengan memberi mereka sanksi skorsing dan denda 50 ribu dollar.

Togo akhirnya mengajukan banding di tahun yang sama dan beruntung hukuman tersebut dibatalkan oleh CAF.