Allianz Junior Football Camp 2018, Kemenangan Anak Pinggiran

By Kamis, 19 Juli 2018 | 12:32 WIB
Trimur Vedhayanto (kanan), pemenang kisah Pahlawan Sepak Bola Allianz, beserta kontingen dari Indonesia yang mengikuti program Alllianz Junior Football Camp 2018 di Bangkok, Thailand. (SEM BAGASKARA/TABLOID BOLA)

 Mayoritas penghuni skuat juara Piala Dunia 2018 Prancis berasal dari daerah banlieu alias pinggiran kota. Bukti bahwa pahlawan bisa datang dari mana saja.

Sejumlah andalan Prancis tumbuh dan besar di daerah pinggiran, bukan dari kota-kota metropolitan seperti Paris, Lyon, atau Marseille.

Antoine Griezmann lahir di Macon, Samuel Umtiti dibesarkan di Villeurbane kawasan pinggiran Lyon, dan Kylian Mbappe tumbuh di Bondy, area sebelah timur laut Paris.

Latar belakang yang sederhana tetap bisa membawa mereka ke level tertinggi sepak bola dunia. 

Kesederhanaan bukanlah alasan untuk menjadi tidak percaya diri. Pemikiran itu juga sangat diyakini oleh Trimur Vedhayanto, jebolan skuat PSSI Primavera yang sekarang menaruh perhatian besar terhadap pembinaan usia muda di kampung halamannya, Salatiga.

Trimur membentuk sekolah sepak bola bernama Suruh FC. Tim itu “hanya” ditopang oleh dana iuran sukarela anggotanya. 

(Baca juga: Harry Kane dan Kutukan Sepatu Emas di Piala Dunia)

“Soal teknik, sebenarnya pemain daerah seperti anak asuh saya tak kalah dengan mereka yang tinggal di kota besar. Hal yang coba saya tularkan adalah kepercayaan diri. Seringkali mereka minder saat bertemu tim dari kota besar,” kata Trimur kepada BolaSport.com dalam acara Alllianz Junior Football Camp 2018 di Bangkok, Thailand.

Trimur hadir di Bangkok sebagai pemenang kisah Pahlawan Sepak Bola Allianz. Ceritanya bersama Suruh FC dinilai sangat inspiratif.