Luis Milla Lakukan Rotasi, Ini Perbedaan Statistik Timnas U-23 Kontra Taiwan dan Palestina di Asian Games 2018

By Andrew Sihombing - Kamis, 16 Agustus 2018 | 16:15 WIB
Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Luis Milla, mencoba menenangkan para pemainnya dari tepi lapangan pada laga Grup A Asian Games 2018 versus Palestina di Stadion Patrtiot, 15 Agustus 2018. ( FERNANDO RANDY/BOLASPORT.COM )

Rotasi yang dilakukan timnas U-23 Indonesia, Luis Milla, dituding sebagai biang keladi kekalahan 1-2 atas Palestina pada laga Grup A Asian Games 2018 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Rabu (15/8/2018).

Pada sepak mula pertandingan tersebut, Milla menurunkan empat pemain yang tak masuk daftar starting XI pada pertandingan sebelumnya melawan Taiwan, Minggu (12/8/2018).

Keempat muka 'anyar' tersebut ialah Bagas Adi Nugroho, Gavin Kwan Adsit, M. Hargianto, dan Septian David Maulana. Dari keempatnya, Bagas Adi dan Septian ditarik sebelum pertandingan berakhir.

Septian bahkan sudah diganti oleh Ilham Udin Armaiyn ketika laga baru menginjak 37 menit.

(Baca Juga: Saddil Ramdani Selalu Jadi Pembeda Bagi Timnas U-23 Indonesia. Layak Jadi Starter?)

Bagas Adi ditempatkan sebagai bek kiri, Gavin Kwan menempati sisi seberangnya, Hargianto dipasang sebagai gelandang bertahan ganda bersama Zulfiandi, sementara Septian menjadi penyuplai bola di belakang Stefano Lilipaly.

Pemain yang disebut terakhir diposisikan sebagai false nine alias penyerang palsu oleh Milla.

Efek rotasi ini nyatanya tak berjalan sebagaimana diharapkan. Salah satu yang paling menjadi sorotan ialah Bagas Adi.

Jebolan timnas U-19 Indonesia era Eduard Tjong tersebut tak bisa mendukung kinerja winger kiri, Febri Hariyadi. Karakter Bagas yang jauh lebih defensif membuat Febri seperti mati kutu dibuat pemain bertahan lawan.

Sebagaimana data yang dilansir BolaSport.com dari Labbola, Bagas cuma melakukan 1 crossing selama 54 menit pertandingan melawan Palestina.

(Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Kekalahan Timnas U-23 Indonesia Kontra Palestina)

Rezaldi, yang dimasukkan setelah Bagas cedera, lebih rajin berkombinasi dengan Febri dan malah melepas tiga umpan silang dalam tempo 36 menit bermain itu. Pada laga pertama kontra Taiwan, Rezaldi melepas 12 crossing.

Kondisi sebaliknya terjadi di sektor kanan. Gavin Kwan melepas enam crossing alias lebih banyak dibandingkan tiga operan silang Putu Gede Juni Antara pada laga pertama versus Taiwan.

Namun, Gavin terlihat lebih nyaman membantu serangan saat Saddil Ramdani sudah masuk menggantikan Irfan Jaya.

Total, timnas U-23 Indonesia melepas 31 operan silang saat menghadapi Palestina, berbanding 43 kali ketika melawan Taiwan.

(Baca Juga: Jadi Pilar Dominasi Serangan, Febri Hariyadi dan Rezaldi Hehanussa Hapus Rivalitas Klub di Timnas U-23 Indonesia)


Aksi gelandang timnas U-23 Indonesia, Evan Dimas, dalam laga uji coba kontra Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Selasa (31/7/2018).(YAN DAULAKA/BOLASPORT.COM)

Fisik pemain Palestina yang lebih kokoh bisa jadi membuat persentase operan silang timnas U-23 Indonesia cuma berada di angka 9 persen (hanya tiga yang sukses).

Padahal, saat melawan Taiwan, persentase crossing sukses timnas U-23 Indonesia tersebut mencapai 28 persen (12 sukses).

Ketiadaan Evan Dimas, yang jadi starter pada laga melawan Taiwan, ditengarai menjadi faktor penyebab tersendatnya aliran bola timnas U-23 Indonesia.

Garuda Muda tercatat melepas 443 operan saat menghadapi Palestina, berbanding 531 passes di partai sebelumnya. Menurunnya operan bola ini diperparah dengan memburuknya akurasi.

(Baca Juga: Sayap-sayap Timnas U-23 Indonesia, Sektor Kiri Jauh Lebih Dominan)

Timnas U-23 Indonesia cuma menorehkan 76 persen operan sukses (294 kali) alias berkurang dibandingkan 83 persen successful passes (441 kali) di laga versus Taiwan.

Kualitas defensif pemain timnas U-23 Palestina menambah derita Ricky Fajrin cs. Tim asuhan Ayman Sandouqa bisa 26 kali mencegat bola operan pemain timnas U-23 Indonesia.

Cara bertahan mereka juga tanpa kompromi, tercatat dari total 32 clearance sepanjang pertandingan. Bandingkan dengan Taiwan yang cuma bisa menorehkan 21 interceptions walau lebih banyak menyapu bola (40 kali).

(Baca Juga: Septian David Tak Berkembang di Babak Pertama, Lilipaly Kembali ke Posisi Awal)

Kombinasi dari menurunnya akurasi operan plus kualitas defensif lawan akhirnya berdampak pada minimnya kesempatan melepas tembakan.

Timnas U-23 Indonesia cuma meluncurkan 8 tembakan di partai kontra Palestina alias berbanding jauh dengan catatan 19 shots saat menghadapi Taiwan.