Jepang Bawa 5 Pemain Kampus ke Asian Games 2018, Ini 7 Negara Tanpa Pilar Senior di Cabang Sepak Bola

By Andrew Sihombing - Kamis, 16 Agustus 2018 | 18:26 WIB
Timnas U-23 Jepang saat akan melakoni laga Grup D Asian Games 2018 kontra Pakistan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kamis (16/8/2018). (DOK. INASGOC)

Tiap negara peserta cabang sepak bola putra di Asian Games 2018 diperbolehkan memakai tiga pemain berusia di atas 23 tahun. Kendati akan diuntungkan dengan keberadaan pemain yang lebih matang dalam tim, ternyata ada 7 negara yang tetap teguh memakai jasa pemain muda.

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Luis Milla, sudah sejak awal menegaskan pentingnya keberadaan pemain senior.

Itu sebabnya eks gelandang Barcelona dan Real Madrid tersebut memanggil sejumlah pemain senior dalam rangkaian sesi pemusatan latihan timnas.

Milla bahkan tetap memanggil 4 over-age player pada sesi pelatnas terakhir di Bali menjelang turnamen berlangsung.
Milla bukan satu-satunya pelatih yang punya anggapan seperti itu.

(Baca Juga: Luis Milla Lakukan Rotasi, Ini Perbedaan Statistik Timnas U-23 Kontra Taiwan dan Palestina di Asian Games 2018)

Bahkan Korsel, dalam rangka mempertahankan medali emas yang diraih empat tahun silam, sampai harus melalui drama demi menghadirkan bintang Tottenham Hotspur, Son Heung-min.

(Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Kekalahan Timnas U-23 Indonesia Kontra Palestina)

Walau begitu, ada juga yang memilih bertahan dengan pemain berusia di bawah 23 tahun. Umumnya alasan para pelatih adalah demi menyiapkan tim masing-masing menuju Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.

Berikut daftar negara yang tidak memakai jatah tiga pemain senior di cabang sepak bola putra Asian Games 2018 sebagaimana dirangkum BolaSport.com:

1. Jepang


Timnas U-23 Jepang saat akan melakoni laga Grup D Asian Games 2018 kontra Pakistan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kamis (16/8/2018).(DOK. INASGOC)

Jepang langsung dianggap tak meyakinkan setelah hanya menang tipis 1-0 kontra Nepal pada duel Grup D Asian Games 2018, Selasa (14/8/2018).

Padahal, tak banyak yang tahu bahwa pelatih Hajime Moriyasu cuma membawa pemain U-21 ke turnamen ini. Itu pun dengan catatan bahwa hanya delapan di antaranya yang sudah berumur 21 tahun.

Kebijakan ini tak lepas dari keinginan otoritas sepak bola Jepang yang berharap Moriyasu membangun tim menuju Olimpide 2020 di Tokyo.

Menariknya, selain sejumlah pilar klub J1 seperti Koji Miyoshi dan Ryo Hatsuse, Jepang juga membawa lima pemain tim kampus.

(Baca Juga: Saddil Ramdani Selalu Jadi Pembeda Bagi Timnas U-23 Indonesia. Layak Jadi Starter?)

Kelima pemain dari tim kampus itu ialah Ryosuke Kojima (Universitas Waseda), Obi Powell Obinna (Universitas Ryutsu Keizai), Kaoru Mitoma (Universitas Tsukuba), Reo Hatate (Universitas Juntendo), serta Ayase Ueda (Universitas Hosei).

Hanya, Moriyasu menyebut kebijakan itu mungkin berubah di 2022.

"Punya pemain berpengalaman dalam tim membantu pemain muda berkembang. Sangat penting bila pemain veteran menanamkan pengetahuan mereka sedini mungkin," ujar sang pelatih seperti dikutip BolaSport.com dari Football Tribe Asia.

Sejauh ini, hasilnya positif. Jepang menjadi tim pertama yang memastikan diri lolos ke fase knock-out setelah mengalahkan Nepal dan Pakistan (16/8/2018).

2. Iran


Para pemain timnas U-23 Iran menyapa penonton usai melakoni laga Grup F Asian Games 2018 kontra Arab Saudi di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Rabu (15/8/2018).(DOK. INASGOC)

Iran punya kesempatan menjadi negara yang paling sering merebut medali emas Asian Games pada edisi 2018.

Iran dan Korsel sejauh ini sama-sama telah empat kali naik ke podium tertinggi.

Walau berpeluang menciptakan rekor, Tim Harapan ertahan dengan deretan pemain muda.

Sosok tertua di timnas U-23 Iran bahkan baru berumur 22 tahun, yakni kiper sekaligus kapten, Mehdi Amini.

(Baca Juga: Septian David Tak Berkembang di Babak Pertama, Lilipaly Kembali ke Posisi Awal)

Iran bahkan menyertakan satu pemain berusia 17 tahun, yakni penyerang Younes Delfi, serta dua pilar berumur 18 tahun, Mohammad Reza Azadi dan Mohammad Khodabandelou.

3. Uzbekistan

Peraih medali emas sepak bola putra Asian Games 1994 ini juga tak memanfaatkan jatah tiga pemain senior.

Pelatih Ravshan Khaydarov membangun timnya dengan mengandalkan pilar-pilar muda milik klub Pakhtakor dan Bunyodkor.

Hanya, Uzbekistan juga tak memanggil pemain yang usianya lebih muda dari 20 tahun.

Pemilihan skuat ini tak membuat Serigala Putih, julukan timnas U-23 Uzbekistan, dicoret dari daftar unggulan.

4. Thailand


Pelatih timnas U-23 Thailand, Worrawoot Srimaka ( Istimewa )

Thailand disebut tampil kurang meyakinkan dalam laga perdananya di Asian Games 2018 kontra Qatar, Selasa (14/8/2018).

Padahal, hasil imbang 1-1 itu sebenarnya patut diapresiasi mengingat Gajah Perang Muda bisa menahan salah satu favorit terkuat turnamen.

(Baca Juga: Ini Isi Ceramah Luis Milla Saat Sesi Latihan Timnas U-23 Indonesia)

Jangan lupa bahwa pelatih Worrawoot Srimaka, yang tahun lalu memimpin timnya meraih medali emas SEA Games, tidak menggunakan jasa pemain senior.

Mantan penyerang timnas Thailand ini beralasan ingin memberi kesempatan lebih kepada para pemain muda.

5. China


Timnas U-23 China sebelum melakoni laga Grup C Asian Games 2018 kontra Timor Leste di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (14/8/2018).(DOK. INASGOC)

Performa di Asian Games 2018 disebut jadi pertaruhan bagi kebijakan soal pemain U-23 di Liga Super China.

Sejak tahun lalu, kompetisi kasta teratas Negeri Tirai Bambu itu memang mewajibkan tim peserta menurunkan minimal satu pemain U-23 dan sebanyak-banyaknya tiga orang.

Jumlah pemain asing yang tampil di pertandingan liga juga tak boleh lebih dari pemain U-23 lokal.

Adapun China datang ke Asian Games 2018 dengan bermaterikan mayoritas pemain klub Liga Super China plus seorang pilar klub Belanda, ADO Den Haag, yakni Zhang Yuning.

(Baca Juga: Timnas U-23 Laos Tak Gentar dengan Tekanan Suporter Indonesia)

Sejauh ini, keputusan bertahan dengan pemain muda tersebut berbuah dengan kemenangan telak 6-0 atas Timor Leste, Selasa (14/8/2018).

6. Bahrain


Timnas U-23 Bahrain sebelum melakoni laga Grup E Asian Games 2018 kontra Korea Selatan di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Rabuu (15/8/2018).(DOK. INASGOC)

Bahrain juga mengusung misi membangun tim Olimpiade sehingga tak memakai jatah tiga pemain senior di Asian Games 2018.

Pelatih Samir Chammam pun hanya memiliki satu pemain yang berusia 21 tahun, yakni Abdulaziz Almansoori, dengan pemain lainnya berusia lebih muda.

Pilar termuda timnas U-23 Bahrain di Asian Games 2018 ialah penyerang Ahmed Al-Sherooqi, yang masih berumur 18 tahun.

Hanya, hasil kurang mengenakkan didapat Bahrain pada laga perdananya di Grup E setelah kalah telak 0-6 dari Korsel, Rabu (15/8/2018).

7. Arab Saudi


Bek timnas U-23 Arab Saudi, Abdulelah Al-Amri, ditandu meninggalkan lapangan dalam laga Grup F Asian Games 2018 kontra Iran di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Rabu (15/8/2018).(DOK. INASGOC)

Timnas U-23 Arab Saudi pun tak memakai jatah pemain senior untuk Asian Games 2018.

Tim berjulukan Elang Hijau Muda diperkuat oleh hanya 12 pemain berumur 21 tahun, sementara sisanya berusia lebih muda.

"Kami tidak membawa pemain senior karena kami bermain di sini (Asian Games 2018) sebagai persiapan untuk Piala Asia U-23 di mana ajang tersebut akan menjadi kualifikasi untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020," kata Faisal Almarashdi, juru bicara timnas U-23 Arab Saudi, seperti dikutip BolaSport.com dari Arab News.

(Baca Juga: Kata-kata Luis Milla kepada Pemain Timnas U-23 Indonesia di Ruang Ganti Setelah Dikalahkan Palestina)

"Kami hanya membawa pemain berusia 21 tahun ke bawah ke Indonesia karena merekalah yang nantinya bisa bermain di Olimpiade 2020. Selain itu, banyak pemain kami sudah pernah tampil di Piala Dunia U-20 sehingga tidak pernah ada wacana pemakaian tiga pemain senior," ucapnya.

Sejauh ini, keyakinan Arab Saudi masih dipertanyakan setelah hanya bermain imbang tanpa gol versus Iran, Rabu (15/8/2018).