Luis Milla Beri Tanggapan Soal Permintaan Melatih Timnas Indonesia oleh Netizen

By Rara Ayu Sekar Langit - Sabtu, 1 Desember 2018 | 15:30 WIB
Ekspresi pelatih timnas U-23 Indonesia, Luis Milla saat anak asuhnya menghadapi timnas U-23 Hong Kong pada laga pamungkas Grup A sepak bola Asian Games 2018 di Stadion Patriot, Kota Bekasi, 20 Agustus 2018. ( HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM )

Luis Milla memberikan balasan pada unggahan akun @ArinzaHaiqal.

"Terima kasih," tulis Luis Milla dengan menambah emoticon jempol.

(Baca juga: Egy Maulana Vikri Batal Debut, Lechia Gdansk Menang dan Kokoh di Puncak Klasemen)

Berdasarkan pengakuan Mantan Deputi Sekjen PSSI, Fanny Irawan , sampai saat ini Luis Milla memang masih mencintai Indonesia.

Fanny Irawan menyatakan hal itu di program acara Mata Najwa Trans 7, Rabu (28/11/18) malam.

Saat ini Fanny Irawan menceritakan tentang kontrak Luis Milla dengan PSSI yang berakhir gagal.

Pada akhir penjelasannya Fanny Irawan menegaskan bahwa Luis Milla masih mencintai Indonesia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on