Gagal Promosi ke Liga 2, PSAD Balikpapan Kritisi Wasit

By Minggu, 17 Desember 2017 | 21:00 WIB
Pemain PSAD Balikpapan, Basri dan pilar Aceh United, Muhammad Nasta (kiri) saat laga perebutan posisi tiga Liga 3 musim 2017 di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Minggu (17/12/2017). (GONANG SUSATYO/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT – Harapan PSAD Balikpapan promosi ke Liga 2 musim 2018 pupus. Mereka tumbang dari Aceh United pada laga Minggu (17/12/2017). Laga itu adalah partai perebutan tempat ketiga sekaligus penentuan tiket terakhir ke kasta lebih tinggi dari Liga 3 musim 2017.

Dalam duel di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Minggu (17/12/2017), PSAD kalah 0-2.

Pelatih PSASD Muhammad Arsyad mengungkapkan tim lawan bermain lebih baik dan pantas memenangi pertandingan.

Apalagi, kondisi fisik pemain Aceh United lebih baik dibandingkan pemainnya.

“Mereka bermain lebih baik dan mampu memanfaatkan peluang. Sebaliknya, pemain kami memang tak bisa maksimal karena hanya memiliki waktu satu hari untuk recovery pemain,” kata Arsyad.

(Baca juga: Batal Rekrut Pemain Indonesia, Klub Liga Super Malaysia Ini Seleksi Bek Singapura)

”Ini menyulitkan pelatih memulihkan kondisi fisik mereka. Lawan diuntungkan karena memiliki waktu istirahat lebih lama sehingga mereka lebih bugar,” tuturnya.

Meski demikian, dia tak kecewa PSAD gagal meraih tiket promosi dari Liga 3 ke Liga 2 musim 2018.

Menurut Arsyad, PSAD hanya ditargetkan lolos ke 16 Besar Liga 3 musim 2017.


Para pemain PSAD Balikpapan dihalangi tentara saat melakukan protes keras ke asisten wasit saat mereka melakoni laga kontra Aceh United untuk perebutan posisi tiga Liga 3 musim 2017 di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Minggu (17/12/2017).(GONANG SUSATYO/BOLASPORT.COM)

”Target kami hanya 16 Besar. Bila mencapai semifinal, ini sudah melebihi ekspetasi. Pemain tampil luar biasa,” ucapnya.

Hanya, PSAD mengkritisi wasit yang kurang fair saat memimpin pertandingan.

Tidak hanya di perebutan tempat ketiga tapi juga pada laga semifinal.

(Baca juga: Pesepak Bola Naturalisasi Ini Terlibat Pengaturan Skor dan Terancam Kehilangan Kwarganegaraannya)

”Terutama di semifinal, wasitnya tidak fair dalam memimpin pertandingan.”

”Padahal kompetisi amatir merupakan pembinaan sepak bola. Bila di amatir saja wasitnya tidak fair lalu bagaimana di liga profesional,” kata Manajer PSAD, M Ridwan Andreas.

Dia menambahkan, semua ini menjadi catatan bagi PSSI saat menggelar kompetisi amatir tahun depan.

”Kami tim militer yang siap kalah dan bisa menerimanya asal pertandingan berjalan fair,” ujarnya.