Persija Jakarta dan Bali United Bisa Belajar dari Mastrans Bandung Raya

By Jalu Wisnu Wirajati - Senin, 12 Februari 2018 | 20:11 WIB
Pemain PSMS Medan, Frest Butuan, berduel dengan kapten Persija, Ismed Sofyan, pada laga semifinal I Piala Presiden 2018 di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (10/2/2018). (GONANG SUSATYO/BOLASPORT.COM)


Pemain Sriwijaya FC, Manuchekhr Dzhalilov (tengah), berusaha melewati hadangan pemain Bali United pada laga leg pertama semifinal piala Presiden di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Minggu (11/2/2018).(NOVERTA SALYADI/BOLASPORT.COM)

Tanpa ada jeda hari dalam menghadapi pertandingan internasional itu memang tak lazim, apalagi tim yang melakoni laga tandang seperti Persija.

”Kami tahu pertandingan Piala AFC tanggal 14, sesuai peraturan FIFA, kami harus ada di Johor H-2 pertandingan,” kata Stefano Cugurra kepada BolaSport, Jumat (9/2/2018).

Kendati demikian, situasi seperti itu bukanlah hal baru, khususnya di sepak bola Indonesia.

Dua dekade lampau, tepatnya 22 tahun lalu, situasi yang sama pernah dihadapi oleh Mastrans Bandung Raya.

(Baca juga: Eksklusif Andik Vermansah - Pengakuan soal Persija, Persib, Azrul Ananda, dan Uang 750 Juta)

Kagok Edan, Juara Sakalian! 

Sebagai jawara penyisihan grup Wilayah Barat Liga Indonesia II, Peri Sandria dkk ditunjuk PSSI sebagai wakil di Piala Winners Asia - yang kini berubah menjadi Piala AFC.

Bayangkan saja, laga Piala AFC itu berlangsung saat MBR tengah melakukan persiapan melakoni pertandingan babak 12 besar LI II yang berlangsung dengan sistem home tournament.

Akibatnya, MBR menjalani periode padat pada September 1996.