Bila Piala Presiden Dijadikan Turnamen Resmi Piala Indonesia, Maruarar Sirait Siap!

By Andrew Sihombing - Sabtu, 17 Februari 2018 | 12:04 WIB
Ketua Steering Committee Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait, saat berada di sesi geladi bersih babak final Piala Presiden 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (16/2/2018). (ANDREW SIHOMBING/BOLASPORT.COM)

Persija pun harus menelan kekalahan 0-3 di markas Johor Darul Takzim akibat keputusan itu, sedangkan Bali United ditekuk 1-3 oleh Yangon United di kandang sendiri. 

(Baca Juga: Kembali Tampil Penuh, Yanto Basna Jadi Bagian Kemenangan Perdana Klubnya pada Liga Thailand)

Masalah ini memang tak terjadi di dua edisi pendahulu pada 2015 dan 2017 karena klub-klub Indonesia belum berlaga di turnamen Asia sebagai buntut sanksi FIFA. 


Para pemain PSMS Medan tengah menjajal rumput Stadion Gelora Bung Karno pada Jumat (16/2/2/2018) jelang laga perebutan tempat ketiga Piala Presiden 2018.(ABDI PANJAITAN/BOLASPORT.COM)

Sebelumnya, durasi pramusim yang berlangsung sebulan dianggap terlalu panjang dan mepet dengan pembukaan Liga 1. 

Jalan tengah tentu harus dicari mengingat Piala Presiden digagas sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap sepak bola Indonesia. 

"Kita beruntung punya presiden seperti Bapak Joko Widodo yang mencintai olah raga, khususnya sepak bola. Ini sudah dibuktikan lewat komitmen dan waktu yang diluangkan untuk urusan Piala Presiden," tutur Ara. 

(Baca Juga: Rapor Pemain Indonesia pada Laga Ketiga Liga Malaysia 2018 - Tiga Pemain Rasakan Kekalahan)

"Presiden selalu menekankan agar turnamen ini tidak memakai uang negara, menjaga fair play, memberdayakan masyarakat kecil, dan menjaga agar tidak rusuh," kata lelaki 48 tahun tersebut. 

Sebagian kalangan mulai menyuarakan agar Piala Presiden diubah dari sekadar turnamen pramusim menjadi ajang resmi antar-klub nasional seperti Piala Indonesia garapan PSSI.