Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Eksistensi gerakan sepak bola sosial Uni Papua dalam menyebarkan nilai-nilai perdamaian dan semangat kebhinekaan memang tidak diragukan lagi.
Setelah memperoleh beberapa penghargaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, Uni Papua terus bersemangat untuk menyebarkan nilai-nilai positif kepada anak-anak di berbagai pelosok Indonesia melalui sepak bola sosial.
Salah satu contoh terbaru adalah aktivitas anggota TNI yang bertugas di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini.
Tepatnya anggota satgas pengamanan perbatasan RI-Papua Nugini Yonif Raider 323/Buaya Putih Kostrad yang sedang berada di Kampung Bupul 13, Distrik Ulilin, Kabupaten Merauke, Papua.
Para anggota TNI tersebut menggunakan bola kuning dari Uni Papua untuk bermain bersama beberapa anak di halaman depan salah satu rumah warga.
(Baca Juga: Gol Bunuh Diri Meriah untuk Panama Ciptakan Sejarah di Piala Dunia)
Bola kuning yang dimainkan adalah bola milik Uni Papua yang didapatkan dari NGO International One World Play Project, yang merupakan mitra Uni Papua.
Pada tahun 2016, Uni Papua mendapatkan sumbangan bola kuning sebanyak 2 kontainer atau lebih kurang 20.000 buah bola.
Bola-bola tersebut telah dibagikan di hampir seluruh cabang Uni Papua di Indonesia dan juga diberikan bersamaan dengan program "Trauma Healing" di daerah-daerah bencana di Indonesia.
Nama lain dari bola kuning itu adalah magic ball karena bola tersebut terbuat dari bahan karet yang tidak mudah terkelupas atau rusak sekalipun dimainkan di permukaan yang berbatu ataupun berair.
Bola ini juga tidak bisa kempis karena terdapat lubang atau sela keluar masuk udara. Bola bahkan tidak akan bocor jika ditusuk menggunakan kawat atau paku.
Itu sebabnya Uni Papua selalu membagikan bola kuning kepada anak-anak di daerah terpencil yang mungkin belum mempunyai lapangan sepak bola standar nasional di lingkungannya.
Uni Papua berharap melalui bola yang dibagikan, terutama di wilayah perbatasan NKRI, tidak hanya memberikan sarana bermain bagi anak-anak, namun bersamaan dengan itu menanamkan semangat perdamaian, toleransi, dan kebhinekaan dalam diri anak-anak Indonesia.