Liga 1 U-16 Belum Ideal karena Peserta Bukan Akademi Junior, PSSI Masih Maklum

By Andrew Sihombing - Jumat, 19 Oktober 2018 | 11:34 WIB
Mantan pelatih timnas Thailand, Kiatisuk Senamuang (kiri) mendapatkan anugerah AFF Award 2017 yang diserahkan oleh Direktur Timnas Indonesia, Danurwindo di Sofitel Hotel Nusa Dua, Bali pada Sabtu (23/9/2017). (YAN DAULAKA/BOLASPORT.COM)

Para pemandu bakat dari akademi-akademi tersebut biasanya memantau talenta seorang pesepak bola muda selama beberapa bulan, bahkan tahun, sebelum mengundangnya bergabung.

Akademi yang dimiliki klub juga terbagi dalam berbagai kelompok usia. Saat berbicara di Forum Diskusi BOLA beberapa waktu lalu, Ganesha juga menyebut hal serupa.

“Klub memiliki akademi dengan diisi dua tim U-15 sampai U-19, lalu ada tim di bawah U-15. Minimal tim kelompok umur itu ada empat,” tuturnya seperti dikutip dari BolaSport.com.


Suasana pertandingan pembukan Elite Pro Academy U-16 antara Persija Jakarta U-16 kontra Persela Lamongan U-16 di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (15/9/2018).(Media Persija)

Proses

Dalam hal ini saja sudah langsung terlihat perbedaan dengan para kontestan Liga 1 U-16 Elite Pro Academy 2018. Klub-klub Liga 1 2018 sejauh ini bisa dibilang baru memiliki tim U-16, bukan akademi junior.

Demi memenuhi kewajiban dari PSSI, sejumlah klub Liga 1 sekadar melakukan seleksi untuk membentuk tim U-16. PSIS Semarang U-16 termasuk di antaranya.

“Tim ini dibentuk 2-3 bulan lalu. Para pemain merupakan hasil seleksi dari SSB dan klub di Semarang,” tutur pelatih PSIS U-16, Eko Riyadi.

(Baca Juga: Egy Maulana Vikri dan Status Wonderkid Sepak Bola Indonesia: Harus Belajar dari Kejadian Masa Lalu)

Hal serupa terjadi pada Madura United. “Tim ini memang dibentuk mendadak. Pemain diambil dari seleksi yang diikuti 420 pemain dari keempat kabupaten di Madura,” tutur pelatih Supriyanto, yang pernah membawa Persepam Madura promosi ke ISL 2011.