Penjelasan Manajer Madura FC Setelah Dipanggil Bareskrim Polri

By Mochamad Hary Prasetya - Jumat, 21 Desember 2018 | 16:14 WIB
Manajer Madura FC, Januar, memberikan keterangan di Kantor Ditipidkor Bareskrim Polri, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2018). (M. HARRY PRASETYA/BOLASPORT.COM)

 Manajer Madura FC, Januar Herwanto, memenuhi pemanggilan dari Direktorat Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri di Kantor Ditipidkor Bareskrim Polri, Gedung Ombudsman, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2018).  

Januar pun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi terkait dugaan pengaturan skor dalam pertandingan PSS Sleman melawan Madura FC di ajang Liga 2 2018.

Di dalam ruangan, Januar ditanya sebanyak 12 pertanyaan oleh tim penyidik.

Perihal pertanyaan itu lebih kepada kejanggalan pertandingan Madura FC melawan PSS Sleman di babak penyisihan grup wilayah timur dan babak delapan besar Liga 2 2018.

“Saya juga ditanyakan ketika ada pergantian wasit dan gol offside yang dipermasalahkan itu pada babak delapan besar,” kata Januar kepada awak media termasuk BolaSport.com, Jumat (21/12/2018).

(Baca Juga: Curhat Luis Milla soal Pengalaman Melatih Timnas Indonesia kepada Media Spanyol)

“Tadi ada 12 pertanyaan, lima diantaranya tentang keganjalan di babak delapan besar yang gol offside dua meter itu. Saya diperiksa dari jam sepuluh dan baru selesai jam setengah dua siang tadi."

Lebih lanjut Januar mengatakan bahwa ia menjelaskan sesuai regulasi seharusnya gol tersebut tidak sah.

Sebab, dari tayangan ulang secara jelas gol itu offside.

Januar pun langsung melayangkan protes kepada Komdis PSSI.

Ia juga menjelaskan kepada penyidik bahwa ada pergantian wasit yang dinilainya janggal.

Wasit utama yang memimpin jalannya pertandingan itu bernama Fahreza tiba-tiba cedera hingga pertandingan pun langsung dilanjutkan oleh wasit keempat yang bernama Agung.

Menurut Januar, wasit yang bernama Agung sedang dinonaktifkan oleh PSSI.

Tak lama kemudian terjadilah gol offside dengan jarak dua meter dari gawang PSS Sleman.

“Jadi Agung ini yang dinonaktifkan dan saya tidak tahu sampai kapan. Jadi bisa dibilang pertandingan itu aneh,” kata Januar.

Januar juga membawa bukti-bukti kepada para penyidik terkait adanya dugaan pengaturan skor yang ditawarkan salah satu anggota Komite Eksekutif PSSI, Hidayat.

Setelah terungkap Hidayat yang menawarkan dugaan pengaturan skor, ia pun langsung mengundurkan diri.

“Saya tadi membawa bukti percakapan dengan Hidayat di WhatsApp, lalu bukti telepon aja seperti yang saya tunjukan di Mata Najwa dan saya serahkan,” kata Januar.

Sebelumnya, Hidayat sempat menawarkan agar Madura FC mengalah pada saat pertandingan melawan PSS Sleman pada babak penyisihan grup wilayah Timur yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, 2 Mei 2018.

Januar juga mengaku diimingi uang sebesar Rp 100 sampai 150 juta oleh Hidayat.

Januar menolak tawaran tersebut dan meminta timnya bertanding secara profesional.

Walhasil, Madura FC meraih kemenangan dengan skor 2-1 melawan PSS Sleman.