Manajer Yamaha dan Honda Kompak Soal Ide Atasi Jadwal Kejuaraan yang Terlalu Padat

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Kamis, 21 Desember 2017 | 07:46 WIB
Marc Marquez (Repsol Honda) dan Valentino Rossi (Movistar Yamaha) saat merayakan podium MotoGP Austin. (PECINOGP.COM)

Rencana penambahan seri balapan pada kejuaraan MotoGP di tahun-tahun mendatang menimbulkan pro dan kontra.

Musim depan ajang balap motor itu akan menggelar 19 seri balapan dalam semusim berkat penambahan seri baru yang akan berlangsung di Sirkuit Buriram, Thailand.

Jumlah seri balapan pun akan kembali bertambah dengan bergabungnya GP Finlandia yang telah diumumkan Dorna beberapa waktu silam.

Belum ditambah dengan proposal dari negara lain yang juga ingin menggelar MotoGP, termasuk Indonesia.

Para pebalap dan manajer tim pun mengeluhkan rencana Dorna itu dan mengatakan kalau 20 balapan terlalu banyak.

(Baca Juga: Demi Juara, Bos Ferrari Ingin Sebastian Vettel Tidak Lagi Menjadi Orang yang Pemarah)

"20 balapan dalam semusim sangat banyak - kami tidak mau lakukan lebih dari 20," kata manajer tim Yamaha, Lin Jarvis dikutip BolaSport.com dari Crash.

Menurutnya balapan yang terlalu banyak akan membuat mereka kelelahan serta kesulitan dalam mengatur jadwal pengujian.

Hal itu juga diutarakan mantan manajer tim Repsol Honda, Livio Suppo.

"Bila Anda memiliki 20 balapan, tidak mudah menemukan satu minggu untuk diuji. Jadi, saya pikir rencana pembatasan jumlah tes bisa diterima," imbuh Suppo.