Gemilang di Tes Jerez, Takaaki Nakagami Sebut Honda RC213V 2018 Mudah Dikendarai

By Samsul Ngarifin - Sabtu, 1 Desember 2018 | 16:34 WIB
Pebalap LCR Honda, Takaaki Nakagami, saat melakukan uji coba di Sirkuit Jerez, Spanyol, Kamis (29/11/2018). (DOK. LCR HONDA)

Nakagami juga hampir tidak merasakan spin ketika menggeber motor bekas pebalap Inggris itu.

Namun dirinya tidak ingin berpuas diri dengan hasil tes Jerez karena baru sebatas tes pramusim.

"Saya tidak terkejut, ini masih tes musim dingin. Saya rasa semua pebalap tidak benar-benar mem-push seperti akhir pekan balap. Bahkan saya juga tidak," tutur Nakagami lagi.

"Sulit memahaminya karena beberapa pebalap melakukan tes dengan ban baru. Situasinya sulit, Anda tidak bisa memahaminya," lanjutnya.

Pada musim 2018, Crutchlow berhasil memenangkan satu balapan, satu kali finis kedua, dan satu kali finis ketiga menggunakan Honda RC213V 2018.

Tidak seperti musim-musim sebelumnya, Honda hanya akan memiliki empat motor di grid pada musim 2019.

Hal ini dikarenakan tim Marc VDS yang selama ini menjadi tim satelit Honda mundur dari kelas MotoGP.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on