Alasan FMA Lebih Memilih Tayangkan Liga Champions ketimbang Liga Inggris

By Verdi Hendrawan - Rabu, 18 April 2018 | 16:53 WIB
CEO Futbal Momentum Asia (FMA), David Khim, dalam acara launching sebagai pemegang hak eksklusif Liga Champions untuk 3 musim ke depan di Ruang Medan 1, Westin Hotel, Jakarta, pada Rabu (18/4/2018). (VERDI HENDRAWAN/BOLASPORT.COM)

Setelah berhasil mendapat hak lisensi media Piala Dunia 2018, perusahaan pemasaran orahraga, PT Futbal Momentum Asia (FMA) kembali melakukan terobosan.

Terobosan yang dilakukan FMA adalah dengan menyabet hak serupa untuk ajang Liga Champions, Liga Europa, dan Piala Super Eropa selama 3 musim ke depan. 

Hal ini disampaikan FMA melalui acara peluncuran sebagai pemegang hak eksklusif media ketiga turnamen besar itu untuk musim 2018-2019 hingga 2020-2021 di Ruang Medan 1 Westin Hotel, Jakarta, pada Rabu (18/4/2018).

FMA mendapatkan hak untuk melakukan sub-lisensi penayangan tiga ajang bergengsi itu di wilayah Indonesia.

Lisensi ini meliputi hak penyiaran eksklusif buat penayangan TV analog, digital, TV berbayar, TV satelit, IPTV, serta streaming berbasis web dan aplikasi.

CEO FMA, David Khim, mengaku sangat gembira dengan keberhasilan mendapatkan hak eksklusif Liga Champions ini. 

(Baca Juga: Skenario Impian Barcelona, Juara pada El Clasico Vs Real Madrid)

Ia mengakui bahwa pada saat ini Premier League atau kasta tertinggi Liga Inggris adalah tayangan paling populer di Indonesia.

Namun, ia memiliki alasan tersendiri dengan lebih memilih mendapatkan hak eksklusif Liga Champions ketimbang Liga Inggris.

"Premier League memang sesuatu yang paling populer, tetapi Liga Champions adalah turnamen paling besar dan bergengsi," ucap David Khim secara tegas.