Lima Wanita Iran Nekat Menyamar Menjadi Pria demi Menonton Sepak Bola

By Dimas Wahyu Indrajaya - Sabtu, 5 Mei 2018 | 08:49 WIB
Sejumlah wanita Iran menyamar menjadi pria demi menonton pertandingan sepak bola antara Persepolis versus Sepidrood, pada 27 April 2018, di Stadion Azadi, Teheran. (TWITTER.COM/@HASSANVAND)

Sejumlah wanita di Iran melakukan aksi nekat dengan memakai wig dan janggut palsu demi menonton pertandingan sepak bola pria.

Mengapa disebut nekat? Karena di Iran, wanita tidak diperbolehkan menonton pertandingan sepak bola sejak revolusi Iran pada tahun 1979.

Sumpah serapah akan ditujukan pada mereka dan bagi mereka yang melanggar akan langsung diamankan oleh polisi setempat.

Jika tak percaya, coba saksikan film Iran berjudul "Offside" yang dirilis pada 2006 mengenai larangan wanita di negara itu untuk masuk stadion.

Di akhir April lalu, lima wanita Iran yang masuk di laga Persepolis versus Sepidrood pada 27 April 2018, di Stadion Azadi, Teheran, tidak mengindahkan larangan yang dibuat negara itu.

(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Derby Milan yang Pertama Berlangsung di Luar Italia)

Mereka mengakali larangan itu dengan nekat menyamar menjadi pria demi menonton laga tersebut.

Saat ditanya oleh BBC apakah hal berisiko tersebut sangat berarti untuk mereka, salah satu dari mereka menjawab dengan jawaban positif.

"Tentu saja, kenapa tidak? Tujuan kami adalah terus berjuang sampai akhirnya semua wanita diperbolehkan menonton," ucapnya.

Melody Safavi, seorang penyanyi yang juga bergerak aktif memperjuangkan hak asasi wanita di Iran mengapresiasi kelima wanita pemberani tersebut.

"Saya sangat bangga pada mereka dan senang sekali mereka bisa tidak mempunyai rasa takut, karena hal itu sangatlah berisiko," kata Safavi pada Reuters.

Aktivis wanita lain, Shadi Amin, juga berpendapat serupa.

"Mereka mencoba mendobrak garis-garis batasan dan hal-hal tabu," puji Amin, aktivis wanita dan LGBT di negara itu.

"Untuk orang lain ini langkah kecil, tetapi bagi kami ini adalah langkah besar karena harga dari aksi ini tidaklah kecil. Mereka mempunyai risiko karena bisa saja ditangkap," lanjut Amin.

(Baca Juga: Semangat Kartini yang (Masih) Samar di Sepak Bola Indonesia)

Sebelumnya pada bulan Maret, 35 wanita Iran ditahan karena kedapatan menonton sepak bola.

Kabar itu sampai ke telinga presiden FIFA, Gianni Infantino, yang kemudian bertolak ke Iran untuk menghadiri sebuah pertandingan.

Infantino tak sekadar menonton, karena ia juga berjanji membawa perubahan bagi kaum hawa di Iran dalam urusan menonton sepak bola.

Infantino mengatakan presiden Iran Hassan Rohani mengabarkan dirinya untuk berkunjung dan segera membuat rencana perubahan untuk wanita di Iran.

"Saya berjanji wanita di Iran akan mempunyai izin akses masuk ke stadion dalam waktu dekat," ucap Infantino.

"Ia (presiden Hassan Rohani) mengatakan pada saya negara seperti ini (Iran), perlu membutuhkan waktu."

(Baca Juga: Sejarah Hari Ini, Kiper Pertama di Sepak Bola Profesional yang Mencetak Hat-trick)

"Saya telah mendengar ada sejumlah insiden yang membuat wanita ditahan karena menonton sepak bola."

"Ada dua cara agar hal ini terpenuhi. Pertama memberi kritikan, sanksi, mengutuk, dan tidak membicarakan serta memutuskan hubungan. Atau yang kedua berdiskusi dan mencoba membujuk pemimpin negara ini agar (wanita) diberi akses masuk ke stadion. Saya pilih yang kedua," pungkas pria asal Swiss itu.