Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan striker timnas Austria dan Rep Ceska, Josef Bican, tutup usia pada 12 Desember 2001.
Josef Bican atau acap kali dipanggil Pepi Bican? Siapa sih dia?
Jika bertanya "siapakah pesepak bola pencetak gol terbanyak?" atau "siapa striker tersubur sepanjang masa?" seringkali jawabannya mengacu pernyataan resmi FIFA yakni Pele.
Pemilik nama asli Edison Arantes do Nascimento yang menjuarai Piala Dunia tiga kali bersama Brasil dinobatkan menjadi pencetak gol terbanyak dunia dengan tabungan 1.281 gol.
Namun,International Federation of Football History and Statistics (IFFHS), organisasi yang diakui FIFA yang menghimpun catatan sejarah-sejarah sepak bola di dunia, mempunyai jawaban lain.
Menurut IFFHS, Bican-lah yang menjadi yang pencetak gol terbanyak dengan total 1.468 gol, 187 gol lebih banyak dibandingkan Pele.
Menurut pemaparan sejumlah buku bertemakan sejarah sepak bola, salah satunya 'Historical Dictionary of Soccer' karya Tom Dunmore, Bican termasuk dalam skuat timnas Wunderteam Austria yang dicap terbaik pada tahun 1930-an.
Di timnas Austria yang dilatih Hugo Meisl itu ia menjadi pemain kunci bersama Matthias Sindelar dan Schall Smistik.
Keberadaannya di timnas Austria tak perlu dipertanyakan, karena jika membicarakan kelebihan permainannya Bican sanggup menawarkan kecepatan di lini depan di tim yang ia bela.
(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Selebrasi Pembawa Petaka, Jari Putus akibat Cincin Kawin)
Bican cukup bertaji kalau urusan kecepatan karena ia pernah melibas jarak 100 meter dengan tempo 10,8 detik saja.
Bican juga menjanjikan dalam mengancam gawang lawan dari berbagai sisi karena diberkahi dua kaki yang sama baiknya untuk menendang atau mengolah bola.
Jalan hidup Bican menjadi pesepak bola hebat sama seperti kebanyakan pesepak bola lainnya, dimulai dari kemiskinan.
Ditinggal meninggal ayahnya di usia delapan tahun, Bican yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara hidup ditopang oleh ibunya, Ludmilla, yang bekerja di dapur restoran.
Bican mengawali karier yunior di Hertha Vienna pada usia 12 tahun dimana sesekali ibunya menyaksikannya bermain.
Sebuah kisah lucu terjadi saat Bican bertanding dan dilanggar pemain lain.
Ibu Bican yang menonton anaknya bertanding dan diusili pemain lawan insting keibuannya muncul.
Sang ibu berlari ke lapangan dan memukul pemain tersebut menggunakan payungnya.
Berkembang baik di klub yunior, klub besar di kota kelahirannya Rapid Vienna tertarik memberikannya kontrak profesional di usia 18 tahun.
Apakah ia dibayar dengan jumlah yang besar di usia muda?
"Tidak bisa dibandingkan dengan sekarang. Di hari itu kau hanya mendapat 150 schilling (mata uang Austria tempo dulu)," ucap Bican dikutip BolaSport.com dari Radio.cz.
"Itu adalah jumlah uang yang besar. Seorang pekerja, pekerja yang rajin, mendapat 20 atau 25 schilling per minggu."
"Rapid sangat menginginkan saya yang membuat mereka membayar mulai dari 600 schilling. Saya usia 20 tahun saat itu," katanya lagi.
Kariernya di level klub dihabiskan di Liga Austria dan Ceska.
Di Rapid Vienna ia memulai karier profesionalnya pada tahun 1931.
Bermain untuk Rapid selama tiga tahun Bican mencetak 184 gol dari 144 penampilan di segala kompetisi.
Pada 1934 ia menyeberang ke klub sekota Admira Vienna.
(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Mengenang Striker Juara Piala Dunia Berlengan Satu, Hector Castro)
Di klub itu ia menghasilkan 119 gol dari total 85 penampilan serta sukses meraih juara liga pada 1936 dan 1937.
Pada 1937, Bican mengikat kontrak dengan Slavia Prague di situasi Perang Dunia II (PDII) yang tengah berkecamuk.
Di klub Ceska itu ia menghabiskan delapan musim dengan gelontoran 328 gol ditambah 57 gol yang dilakukannya dalam laga-laga tertentu dalam semusim.
Sampai tahun 1948, Bican menggapai prestasi emasnya, salah satunya menjadi top scorer Eropa berturut-turut sejak musim 1939-1940 hingga 1943-1944 (saat itu beberapa liga vakum karena PDII)
Hidup pastinya ada baik, ada buruk, dan tentu tak selamanya hal baik saja dinikmati Bican di karier sepak bolanya.
Contohnya saat memperkuat Slavia, Bican mendapatkan perlakuan buruk dari rekan setimnya.
Cemburu akan prestasinya, Bican mendapat panggilan ejekan tak menyenangkan yakni Austrian Bastard.
Pasca PDII beberapa klub besar Eropa tertarik merekrut Bican.
Klub asal Italia, Juventus, menjadi peminat serius Bican dan menyodorkan tawaran menarik baginya.
Namun ia disarankan menolak tawaran tersebut, alasannya paham komunis ditakutkan akan menguasai Italia.
Bican pun bertahan di Slavia dan ironisnya kekuatan komunis datang ke kota tempat ia tinggal pada 1948.
Bican menolak bergabung ke partai komunis, sama halnya ia menolak bergabung dengan partai Nazi saat tinggal di Austria.
Secara keseluruan Bican mengoleksi 427 laga dan total 832 gol bersama Slavia Prague termasuk partai persahabatan.
Setelah Slavia, Bican sempat meneruskan karier di sejumlah klub yakni karier di Sokol Vitkovice (93 gol pada musim 1949-51), Hradec Králové (18 gol pada musim 1952-53), dan Dynamo Prague (81 gol pada 1953-56).
Pasca pensiun, Bican sempat melatih klub di Ceska dan Belgia, Tongeren, dimana ia membawa klub tersebut naik dua divisi di Liga Belgia.
Mempertanyakan kebenaran banyaknya gol lahir di karier sepak bolanya, mantan pesepak bola Austria Franz Binder pernah mengusulkan pada para jurnalis pemain yang pernah mencetak 5 ribu gol. Dan Josef Bican-lah orangnya.
Meski adanya klaim tersebut Bican tidak mau ambil pusing berapa kali ia mencetak gol dan hanya bisa bertanya balik saat diajukan pertanyaan itu.
"Siapa yang percaya jika saya katakan saya mencetak gol lima kali lebih banyak dari Pele?!" tanya Bican.
Sulit memang mencari faktanya, karena tentu saja pada zaman itu tak sehebat sekarang dalam menghimpun data setiap pesepak bola.
Benar atau tidaknya Bican mencetak banyak gol mungkin hanya ia sendiri yang tahu.
Tepat 16 tahun lalu, ia menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit pada 12 Desember karena gangguan jantung.
Padahal sebelumnya Bican berharap bisa merayakan natal di rumahnya, walau sayang harapannya pupus karena ajal menjemputnya di usia 88 tahun.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on