Jubir Cantik Kemenpora Bicara PSIS Semarang Hingga Cristiano Ronaldo

By Mochamad Hary Prasetya - Sabtu, 5 Agustus 2017 | 16:47 WIB
Juru Bicara Kemenpora, Anindya Kusuma Putri, seusai melakukan wawancara dengan BolaSport.com di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2017). (Ferry Setyawan / BolaSport.com)

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) saat ini memiliki Juru Bicara (Jubir) yang memiliki paras cantik, yakni Anindya Kusuma Putri.

Wanita berusia 25 tahun itu sudah menjabat sebagai Jubir Kemenpora sejak bulan Mei 2017 untuk menggantikan Gatot S Dewa Broto yang naik jabatan ke Sekretaris Menpora (Sesmenpora).

Saat berbincang-bincang dengan BolaSport.com beberapa waktu lalu, wanita yang akrab disapa Anin itu mengaku tidak terlalu banyak mengerti tentang sepak bola. Dengan jabatan barunya di Kemenpora, ia mengaku harus banyak-banyak membaca berita sepak bola nasional.

Hanya, Anin mengaku klub nasional pertama yang dikenalnya adalah PSIS Semarang. Hal tersebut tidak terlepas dari kota kelahiran pemenang Puteri Indonesia 2015 itu.

"Saya tahunya hanya PSIS, Persija (Jakarta), lalu saat ini ada beberapa klub di Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, tetapi kurang mengikuti. Saat ini saya harus mengikuti dan yang saya tahu peserta Liga 2 harus menunjukan performanya untuk bermain di Liga 1," kata Anin.

Ketika ditanya apa yang diketahui tentang PSIS, Anin menjawab hanya mengetahui klubnya saja. Terkait pemain-pemainnya ia tidak mengetahuinya.

"Saya hanya tahu suporternya saja Panser Biru. Belum pernah nonton langsung pertandingan PSIS dan juga belum mengikuti siapa pemainnya," ucap Anin.

Anin mengaku belum pernah menyaksikan pertandingan sepak bola di Indonesia secara langsung, sekali pun timnas yang bertanding. Ia berpikir bahwa penonton di Indonesia masih belum tertib sehingga ia khawatir adanya kerusuhan saat menyaksikan laga tersebut.

Anin memiliki cara agar suporter di Indonesia bisa nyaman menikmati pertandingan sepak bola. Salah satunya dengan berdialog dengan klub tersebut dan jangan hanya merangkul ketua-ketua dari suporternya saja.

"Jadi jangan hanya orang orang elite tapi dari grassroot juga harus dirangkul dan ada pemimpin suporternya. Karena yang lainnya penting juga untuk diajak bicara. Kita juga harus mengingatkan suasana nonton bola di Eropa itu seperti apa. Makanya saya berharap bisa nonton bola secara nyaman sama teman dan keluarga di Indonesia," jelasnya.