Kisah Pilu Terens Puhiri, dari Merantau ke Jakarta Hingga Berlabuh di Samarinda

By Alvino Hanafi - Jumat, 27 Oktober 2017 | 14:52 WIB
Aksi gelandang Pusamania Borneo FC, Terens Puhiri, saat menggiring bola dalam laga pekan ke-29 Liga 1 melawan Madura United di Stadion Ratu Pamellingan Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (13/10/2017) malam. (SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM)

Penyerang sayap Borneo FC, Terens Puhiri atau yang biasa dipanggil Tepu oleh rekan-rekan setimnya, mengaku bahwa pencapaiannya kini adalah hasil ketja keras.

Terens yang sejak kecil hidup dengan memulung kaleng-kaleng di Jayapura, memulai perantauannya ke ibu kota sejak usianya belum genap 17 tahun.
 
"Lulus SMP saya disarankan pelatih saya merantau ke Jakarta. Akhirnya saya masuk SMA di daerah Condet. Di sanalah saya dapat undangan seleksi timnas U-19," ujar Terens kepada BolaSport.com.
 
"Ada suka dukanya kala dipanggil ikut seleksi. Waktu itu, saya menderita pecah ban saat menuju Sawangan dari Condet. Saya dorong kurang lebih sejauh satu setengah kilo ke tambal ban dan itu masih pagi buta. Saya diantar sahabat baik saya tapi sekarang dia sudah almarhum, meninggal di Timika," ujarnya lagi.
 

Pelari asal Jamaika, Usain Bolt dan winger Borneo FC, Terens Puhiri.(ISTIMEWA)
 
Sehabis dari Jakarta, Terens pun langsung pindah ke Samarinda saat duduk di bangku kelas 3 SMA.
 
Di Samarinda, Terens bergabung dengan Persisam U-21 setelah diajak rekannya, Tedi Berlian (PSS Sleman) yang juga adik dari Asep Berlian, gelandang Madura United.
 

Leroy Sane vs Terens Puhiri()
 
"Setelah saya pulang dari Uruguay, sahabat saya di SAD, Tedi Berlian mengajak ke Persisam U-21. Dan, sejak itulah petualangan saya di Samarinda dimulai," ujar Terens.