Polisi Kesulitan Usut Kasus Kematian Bonek di Solo

By Stefanus Aranditio - Sabtu, 14 April 2018 | 17:27 WIB
Wakapolresta Solo, AKBP Andy Rifai, saat ditemui Jumat (9/2/2018) siang. (TRIBUN SOLO)

Pertandingan pekan keempat Liga 1 2018 antara PS Tira Vs Persebaya memakan korban jiwa, satu suporter Persebaya, Bonek meninggal dunia saat perjalanan pulang usai laga.

Usai laga, bonek yang menempuh perjalanan melalui cara estafet, sempat bentrok dengan beberapa warga pada Sabtu (14/4/2018) dini hari WIB.

Akibat bentrok tersebut, satu bonek harus kehilangan nyawanya, satu lagi kritis, dan sembilan bonek lainnya menjalani rawat jalan.

"Satu meninggal, delapan lainnya rawat jalan. Satu orang pasien pulang dengan kemauan sendiri dan satu lagi masih kritis dan masih di rumah sakit," kata Kasubbag Hukum dan Humas RSUD dr Moeward Eko Haryati kepada BolaSport.com, Sabtu (14/4/2018).

Menanggapi kasus ini, jajaran Polresta Solo mengaku kesulitan melacak lokasi terjadinya bentrok antara warga dengan suporter Persebaya Surabaya yang menyebabkan seorang bonek meninggal dunia pada Sabtu (14/4/2018) dini hari. 

(Baca Juga: Sekelompok Pemuda dan Bonek Perang Batu di Solo)

Kerusuhan tersebut tidak hanya terjadi di satu lokasi saja, tetapi ada di beberapa lokasi di kawasan Kota Solo.

Waka Polresta Solo, Andy Rifai menjelaskan ada beberapa lokasi penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok warga terhadap rombongan bonek yang tengah menaiki truk.

Kejadian tersebut terjadi di Kleco, Kerten, dan juga di kawasan Jalan Ki Mangun Sarkoro, Kadipiro, Banjarsari.

"Jadi kami masih menelusuri lokasi kejadiannya," kata Andy Rifai dilansir BolaSport.com dari TribunSolo.com.