Tantangan dan Harapan ke Depan PSSI di Hari Jadi ke 88 Tahun

By Mochamad Hary Prasetya - Kamis, 19 April 2018 | 13:21 WIB
PSSI menggelar tumpengan di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (19/4/2018). (BOLASPORT.COM)

Tepat hari ini, Kamis (19/4/2018), PSSI merayakan ulang tahunnya yang sudah menginjak angka 88.

Ada sebuah tantangan yang diusung oleh PSSI di usia barunya itu.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria, saat merayakan ulang tahun federasi sepak bola Indonesia itu di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (19/4/2018) dini hari.

Tantangan pertama bagi PSSI berasal dari area pembinaan pemain sepak bola.

PSSI menyadari masih kurang pembinaan usia dini untuk menjadikan pesepakbola profesional.

(Baca Juga: Ada Pemain Baru, Ini Prediksi Starting Line-up Persib Melawan Borneo FC)

Terlebih ada target PSSI untuk masuk ke Olimpiade 2024 dan Piala Dunia 2030.

"Tantangan terberat di area pembinaan pemain, kami bahkan tidak mulai dari mencari pemain, dan membuatnya menjadi tim hebat," kata Tisha.


Sekjen PSSI Ratu Tisha saat wawancara khusus dengan BolaSport.com dan Tabloid BOLA di Jakarta, Sabtu (7/4/2018).(WESHLEY HUTAGALUNG/BOLASPORT.COM)

Demi menciptakan banyak pemain muda berkualitas, PSSI juga menggelar lisensi kepelatihan.

Salah satunya untuk pertama kalinya PSSI menggelar kursus lisensi Pro AFC yang diintruksikan oleh Bader Ahmad selaku instruktur AFC dari Kuwait.

"Kami bahkan tidak mencari coach tapi kami mulai dari yang lebih mendasar yakni instruktur coachnya," kata Tisha.

"Ini akan permasalahan pembinaan sepak bola Indonesia dan PSSI harus benar-benar kerja keras," ucap Tisha menambahkan.

(Baca Juga: Pelatih Arema FC Sebut Madura United Tak Ada Bedanya dengan Tim Lain)

Tak hanya fokus pengembangan mencari pemain berkualitas dan pelatih, PSSI juga fokus memperbaiki kinerja wasit.

Federasi sepak bola Indonesia itu menunjuk wasit asal Jepang, Toshiyuki Nagi, sebagai Direktur Teknik Wasit.

"Hal yang sama juga area perwasitan, bukan dari mengembangkan wasit, bukan refresor wasit tapi harus dari bawah instruktur," kata Tisha.

Tisha menyadari itu menjadi sebuah kekurangan PSSI selama 15 tahun terakhir.

(Baca Juga: Jamu Mitra Kukar, Dua Pemain Senior Persipura Ini Siap Kembali Merumput)

Semua itu yang membuat Indonesia mulai tertinggal jauh oleh negara-negara lainnya.

"Kami tertinggal jauh dari negara lain dan kami harus akui. Tapi kami harus sadar dan mengakui kekalahan adalah awal dari bisa mendapatkan kemenangan," kata Tisha.

Tak hanya menjawab sebuah tantangan, PSSI juga memiliki sebuah harapan di usianya ke 88 tahun.

Tisha berharap agar PSSI bisa semakin tumbuh lebih dewasa dan memberikan yang terbaik untuk sepak bola Indonesia.

"Bagi masyarakat memberikan PSSI waktu dan kepercayaan itu saja. Walau kami bekerja siang malam untuk bangkitkan sepak bola, kami mulai dari bawah dan jadi harus bersabar," kata Tisha.