Debut Bersama Persebaya Diwarnai Noda, Djadjang Nurdjaman Minta Maaf

By Adif Setiyoko - Rabu, 12 September 2018 | 11:35 WIB
Pelatih PSMS Medan, Djadjang Nurdjaman, saat memberi keterangan kepada awak media usai melawan Persela Lamongan pada pertandingan Liga 1 2018, Minggu (29/4/2018), di Stadion Surajaya Lamongan. ( TB KUMARA/BOLASPORT.COM )

Pelatih Persebaya Surabaya, Djadjang Nurdjaman, menyampaikan permintaan maafnya seusai timnya tumbang dari dari PS Tira dalam laga pekan ke-21 kompetisi Liga 1 musim 2018 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Selasa (11/9/2018).

Bermain di hadapan pendukungnya sendiri, Persebaya Surabaya harus puas dipermalukan setelah kalah dengan skor 0-2.

Dua gol dari PS Tira sukses dicetak oleh Aleksandar Rakic (48') dan Dzmitry Rekish (84').

(Baca Juga: 5 Pujian Setinggi Langit Pelatih Timnas Mauritius untuk Skuat Garuda dan Sepak Bola Indonesia)

Djadjang Nurdjaman pun gagal mencatatkan debut manis. Pasalnya, laga ini memang penampilan pertama pelatih yang akrab disapa Djanur ini sebagai nakhoda Bajul Ijo.

"Ini merupakan kekalahan yang menyakitkan. Kalah dengan skor ah 0-2 di kandang, hasil mengecewakan, bagi tim dan masyakarat Surabaya," ujar Djanur.

"Maaf atas kekalahan ini, kami belum bisa memberikan yang terbaik," katanya.

Walau demikian, pelatih berusia 53 tahun itu tak patah semangat untuk kembali bangkit.

(Baca Juga: Berita Timnas Indonesia - Alasan Beto Tak Dipanggil Hingga Penjemputan Luis Milla di Bandara Soekarno Hatta)

Djanur berjanji, timnya bakal menebus kekalahan ini dengan mempersembahkan poin penuh saat bertandang ke markas Sriwijaya FC.

"Kami tidak patah semangat, karena kami masih memiliki waktu ke depan untuk memperbaiki dan melakukan evaluasi."

"Yang pasti kami harus berusaha keras untuk memenangkan laga selanjutnya, kami akan evaluasi kinerja kami pada laga ini," katanya.

Menurut pelatih yang akrab disapa Djanur itu, setidaknya ada tiga faktor penyebab kekalahan Bajul Ijo dari anak asuh Nil Maizar.

(Baca Juga: Berita Timnas Indonesia - 5 Kunci Sukses Skuat Garuda Hingga Pelatih Mauritius Jatuh Hati pada Suporter)

Pertama, karena tempo permainan yang lambat dan kurang determinasi hingga kurangnya suplai bola ke depan.

Alhasil, David da Silva beberapa kali tampak meninggalkan posnya dan mundur untuk menjemput bola ke tengah.

"Ritme kurang determinasi dan kurang berikan through pass ke depan. Padahal sudah pasang dua gelandang serang, ada Robertino (Pugliara) dan Rendi (Irwan)," kata Djanur.

Faktor yang kedua, pelatih berusia 53 tahun itu menyoroti sektor sayap yang minim kreasi, bahkan usaha mengganti pemain sudah dilakukan.

Namun, masuknya Oktafianus Fernando, Ricky Kayame dan Rishadi Fauzi menggantikan Ferinando Pahabol, Rendi Irwan dan Osvaldo Haay ternyata masih belum bisa menembus kerapatan benteng pertahanan PS Tira.

(Baca Juga: 5 Pujian Setinggi Langit Pelatih Timnas Mauritius untuk Skuat Garuda dan Sepak Bola Indonesia)

"Winger tidak berjalan sesuai harapan, makanya saya ganti. Tapi hasilnya sama kayak babak pertama," tambahnya.

Terakhir, Djanur menilai ada masalah pada pemain belakang hingga kocar-kacir saat serangan balik cepat dari Aleksandar Rakic dan Dzmitry Rekish.

"Kami ada masalah di lini belakang, absennya Fandry Imbiri memaksa kami untuk memasang OK John."

"Padahal, OK John awalnya kami siapkan sebagai gelandang bertahan. Sedangkan Misbakus Solikin masih kurang," jelasnya.