Liga 1 2018 - Miris dengan Kondisi PSMS Sekarang, Djanur: Padahal Sudah Susah Payah Berjuang Promosi

By Irfa Ulwan - Sabtu, 1 Desember 2018 | 15:35 WIB
PSMS Medan memutuskan memecat Djadjang Nurdjaman. ( ABDI PANJAITAN/BOLASPORT.COM )

(Baca juga: Robert Rene Tergelitik dengan Keunikan Sepak Bola Indonesia)

"Sangat disayangkan, ya, PSMS ada di zona degradasi. Dengan susah payah gimana perjuangan tahun lalu masuk ke Liga 1. Sekarang PSMS ada di zona tidak nyaman," ujar Djanur.

Pada pertandingan malam nanti, andai Djanur dan Persebaya berhasil mengalahkan Ayam Kinantan, otomatis posisi tim yang kini dibesut oleh Peter Butler itu akan semakin berada di ujung tanduk.

Djanur sempat meminta maaf kepada publik pencinta PSMS karena dirinya harus tetap profesional, yakni berusaha mengalahkan Ayam Kinantan.

"Tapi sekali lagi kan harus profesional, saya mohon maaf harus berjuang mengalahkan PSMS," tuturnya.

(Baca juga: Hadapi PSMS Medan, Djanur Sebutkan Kendala Tersbesar Persebaya Surabaya)

Artikel ini telah tayang di Tribunmedan.com dengan judul Jelang PSMS Medan Vs Persebaya, Pelatih Djadjang Nurdjaman Buka-bukaan Soal Klub Bekas Asuhannya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on