Bali United Vs Persija - Teco Pilih Bungkam Soal Masalah Internal Serdadu Tridatu

By Irfa Ulwan - Sabtu, 1 Desember 2018 | 18:01 WIB
Pelatih Persija Jakarta, Stefano Cugurra saat memberikan keterangan pers seusai laga tuan rumah PSM Makassar, Jumat (16/11/2018). (Media Persija Jakarta)

Kendati demikian, pelatih yang kerap disapa Teco ini memilih bungkam terkait kondisi calon lawannya itu.

(Baca juga: PSM Tak Ingin Pedulikan Hasil Persija Jakarta)

“Kami respek sama Widodo yang baru keluar dari Bali. Saya tidak mau komentar soal kondisi lawan saya, lebih bagus tidak komentar ini,” ujar Teco, kutip BolaSport.com dari laman resmi klub.

Sebab Teco tahu, apapun kondisinya, Bali United tetaplah sebuah tim yang memiliki komposisi pemain yang mumpuni.

“Soal Bali United beberapa kali kalah saya pikir ini situasi biasa dari sepak bola. Tapi seperti saya bilang, Bali saya pikir punya pemain yang berkualitas. Tim ini benar-benar bagus, kami harus respek kepada Bali,” katanya menambahkan.

Bali United sebelumnya menelan tiga kekalahan beruntun dari Persipura Jayapura dengan skor 0-1, Persebaya Surabaya (2-5), dan PSM Makassar (0-4).

(Baca juga: Liga 1 2018 - Teco Menggantungkan Harapan kepada Bhayangkara FC)

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on