Mitra Kukar Siap Tampil Habis-habisan pada Laga Terakhir Liga 1 2018 Kontra Persija

By Deodatus Kresna Murti Bayu Aji - Sabtu, 1 Desember 2018 | 21:47 WIB
Ekspresi pelatih Mitra Kukar, Rahmad Darmawan, saat mengawal timnya melawan Madura United pada pekan ke-21 Liga 1 2018 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (13/09/2018) malam. (SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM)

Rahmad Darmawan menyebut kalau anak asuhnya sering terbebani di lapangan, saat melawan Persija ingin melihat mereka bermain enjoy.

"Sepertinya ada satu beban sehingga ada sesuatu yang di babak pertama biasa saja dalam bermain," ucap RD, sapaan Rahmad.

(Baca juga: Tahan Malaysia di Bukit Jalil, Kans Timnas Thailand ke Final Piala AFF 2018 pun Besar)

"Kami fokus bagaimana menciptakan suasana enjoy dan itu yang penting," tuturnya.

Saat ini, Mitra Kukar menempati posisi ke-15 klasemen sementara Liga 1 2018 dengan perolehan 39 poin.

(Baca juga: Soal Isu ke Persebaya 'Terjawab', Andik Vermansah Diklaim Kekal di Liga Malaysia)

Sedangkan Persija masih menempel ketat PSM Makassar di urutan kedua dengan bekal nilai 56.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on