PSM Makassar Hadapi Laga Krusial Liga 1 2018 Kontra Bhayangkara FC, Eks Bek Persija Siap Jadi Striker

By Estu Santoso - Minggu, 2 Desember 2018 | 00:18 WIB
Bek PSM Makassar, Hasyim Kipuw saat masih membela Bali United. (@BALIUTD/TWITTER)

BOLASPORT.COM – PSM Makassar ingin menang atas Bhayangkara FC pada Senin (3/12/2018), lalu sehari sebelum laga itu, pesaing utamanya dalam perebutan gelar Liga 1 2018, Persija mengalami kekalahan.

Ya, PSM Makassar bakal jadi juara Liga 1 2018 jika menang atas Bhayangkara FC lalu Persija kalah dari tuan rumah Bali United, Minggu (2/12/2018).

Menuju laga krusial ini, bek PSM, Hasyim Kipuw ternyata menunjukkan kepiawaiannya bermain di posisi lini depan.

(Baca juga: Final Piala FA China Tanpa Pemenang, Beijing Guoan Jadi Juara dan Graziano Pelle Gigit Jari)

Bahkan, eks pemain Persija ini jika diberi kepercayaan tampil sebagai striker, ia mengaku sangat siap.

”Di mana saja, saya bisa melakukan. Karena, pemain harus siap dan mau main di mana saja. Bagi saya, yang penting enjoy,” kata Hasyim kepada Tribun Timur yang dikutip BolaSport.com.

(Baca juga: Musim 2019, Marko Simic Dikabarkan Bisa Berkostum Biru Khas Arema FC)

”Bahkan, jika saya disuruh main sebagai striker, saya mau saja. Tidak masalah,” ucap pemilik nomor punggung 15 itu pada Sabtu (1/12/2018).

Hasyim juga menyebutkan siap menjalani rotasi posisi kalau memang diperlukan sebagai bagian dari kebutuhan tim.

Sebagai contoh, pekan lalu Hasyim Kipuw dimainkan sebagai bek kiri.

Padahal, posisi paling sering ia tempati adalah pemain bertahan untuk bek kanan.

(Baca juga: Jawara Liga Champions Asia 2018 Terancam Kehilangan Bek Terbaik Mereka)

Coach Robert (Rene Alberts) bilang, kamu pernah main di timnas Indonesia sebagai bek kiri. Saya bilang ya, dan saya bisa,” tutur Hasyim.

”Makanya, saya dimainkan di kiri waktu lawan Bali United,” kata pemain kelahiran Maluku, 8 Mei 1988 tersebut.

(Baca juga: Tahan Malaysia di Bukit Jalil, Kans Timnas Thailand ke Final Piala AFF 2018 pun Besar)

Sebelumnya, seusai mengalahkan Bali United dengan skor 4-0, Robert Alberts memberi pujian atas kinerja Hasyim Kipuw.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on