Legenda Real Madrid yang Ingin Melatih Bali United Pernah Cetak Gol Spektakuler

By Pradipta Indra Kumara - Minggu, 2 Desember 2018 | 19:25 WIB
Legenda Real Madrid dan timnas Brasil yang dikabarkan ingin melatih Bali United, Roberto Carlos, saat mencetak gol ke gawang Prancis di turnamen Tournoi de France (YOUTUBE.COM)

Legenda Real Madrid, Roberto Carlos, yang dikabarkan mengirimkan lamaran untuk menjadi pelatih Bali United, pernah mencetak gol spektakuler.

Legenda Real Madrid, Roberto Carlos, ingin menjadi pelatih Bali United mengisi kekosongan yang ditinggalkan Widodo Cahyono Putro.

Manajer Bali United, Yabes Tanuri, mengungkapkan legenda Real Madrid, Roberto Carlos, telah mengajukan lamaran sebagai pelatih Bali United.

Bali United memang sedang menjalin komunikasi dengan beberapa pelatih untuk mencari pengganti Widodo Cahyono Putro.

"Banyak pelatih asing kirim CV (curriculum vitae) ke manajemen Bali United. Satu di antaranya mantan bek kiri timnas Brasil, Roberto Carlos," ucap Yabes Tanuri, manajer Bali United sebagaimana dikutip BolaSport.com dari Tribun Bali.

Yabes Tanuri sempat menunjukkan percakapan singkat dengan agen Roberto Carlos.

Baca Juga: 

Kepada Tribun Bali, Yabes juga menunjukkan foto dan CV Roberto Carlos.


Mantan bek timnas Brasil dan Real Madrid, Roberto Carlos(INSTAGRAM ROBERTO CARLOS)

Namun begitu, Yabes masih belum menentukan siapa pengganti WCP sebagai pelatih Serdadu Tridatu.

"Kami belum tentukan pelatih hingga saat ini. Masih menunggu hingga dua laga ini berakhir," kata Yabes Tanuri.

Saat ini, Bali United dipimpin oleh Eko Purdjianto yang berstatus sebagai caretaker.

Roberto Carlos memang belum banyak memiliki pengalaman sebagai pelatih.

Dilansir BolaSport.com dari Transfermarkt, Roberto Carlos sebelumnya juga telah melatih kontestan Liga India, Delhi Dynamos, pada musim 2015, sebelum akhirnya ia putus kontrak pada Januari 2016.

Baca Juga: 

Saat masih aktif bermain, Roberto Carlos, bermain sebagai bek sayap kiri.

Selain kecepatan, pria berkepala plontos itu dikenal memiliki tendangan geledek.

Salah satu tendangan geledek Roberto Carlos yang paling dikenal terjadi pada turnamen persahabatan antarnegara, Tournoi de France, yang digelar di Prancis.

Turnamen tersebut digelar satu tahun sebelum Piala Dunia 1998 di Prancis.

Pada Tournoi de France, Carlos yang membela timnas Brasil, berhadapan dengan Prancis pada babak pertama.

Dilansir BolaSport.com dari Juara, Roberto Carlos mendapat kesempatan menendang tendangan bebas dari jarak 35 meter.

Dengan mengambil ancang-ancang cukup jauh dari bola, Roberto Carlos melakukan sepakan keras ke arah gawang Prancis.

Baca Juga: AC Milan Incar 3 Pemain Chelsea pada Bursa Transfer Januari 2019

Bola melengkung dan meluncur deras ke gawang Prancis yang dijaga Fabian Barthez.

Bola yang seolah keluar lapangan justru berbelok masuk ke gawang.

Pertandingan Prancis versus Brasil berakhir imbang 1-1 mengingat kubu tuan rumah berhasil menyamakan kedudukan lewat aksi Marc Keller pada menit ke-55.

Namun, sepakan Carlos yang kini ingin melatih Bali United, akan selalu dikenang sebagai salah satu gol terbaik.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on