Secuil Kisah The Jak Mania, Suporter di Jakarta, dan Persija

By Muhammad Robbani - Rabu, 19 Desember 2018 | 16:56 WIB
The Jak Mania pada periode 1990an. (DOKUMENTASI TABLOID BOLA)

Sebaliknya, mereka akan antusias mendukung klub asal daerahnya kala bertanding di Jakarta.

(Baca juga: Pasca-terkait dengan Eks Pilar AC Milan, Klub Malaysia Ini Dibantu Agen Cristiano Ronaldo untuk 'Dekat' ke Juventus)

Di satu sisi, orang-orang asli Jakarta terpinggirkan.

Tauhid Indrasjaried dalam video dokumenter berjudul 'Jakarta Is Mine' pada 2005, menyebut orang-orang Jakarta yang terpinggirkan sebagai 'orang-orang kalah'.

(Baca juga: Klub Liga Thailand Ini Resmi Pakai Jasa Pelatih Kelahiran Barcelona untuk 2019)

"Kondisi seperti itu membuat orang-orang kalah ini ketinggalan zaman. The Jak Mania berusaha mewadahi orang-orang kalah ini untuk belajar mencintai Jakarta," tutur pria yang akrab disapa Bung Ferry itu.

Bung Ferry sebagai salah satu founding father The Jak Mania yang sebetulnya merupakan pendukung Pelita Jaya saat masih berkandang di Jakarta, tepatnya Stadion Lebak Bulus.

Tak puas dengan perpecahan di kelompok suporter Pelita Jaya, Bung Ferry memilih untuk gabung ke klub Jakarta lainnya yakni Persija.

(Baca juga: Yang Terbaru dari Grup Barat 8 Besar Liga 3 2018 - Tuan Rumah Sementara Jadi Penguasa)

Dia terkejut kala mendatangi kantor Persija bahwa klub pengoleksi gelar Perserikatan terbanyak sebanyak sembilan kali itu ternyata belum punya kelompok suporter.