Liga 2 2018 Merenggut Korban, Karier Tiga Pesepak Bola Lenyap

By Ramaditya Domas Hariputro - Minggu, 23 Desember 2018 | 10:49 WIB
Ilustrasi kartu merah. (TRIBUN KALTIM)

"Terkait bergabungnya saya di PSS dengan adanya suara-suara suporter yang macam-macam itu sebenarnya tidak ada masalah dan sama sekali gak ada teror atau bahkan ancaman."

"Harapan saya, teman-teman pemain khususnya 'produk lokal Kota Jogja' generasi yang akan datang dan seterusnya ketika mereka punya bakat bisa menikmati sepak bola dimanapun mereka memperkuat suatu tim."

"Karena sejatinya sepak bola itu menikmati, persaudaraan, dan sebagai hiburan kebahagiaan kenyamanan. InsyaAllah bisa bermanfaat buat semuanya," ujar Hendika dalam pernyataannya.

Krisna Adi Darma

Krisna Adi dapat dibilang sebagai korban pertama soal gencarnya isu match fixing sepak bola Indonesia belakangan ini.

Dalam rilis PSSI, Sabtu (22/12/2018), Komdis PSSI mengeluarkan putusan hukuman untuk PS Mojokerto Putra (PSMP) beserta satu pemainnya, yakni Krisna Adi.

PSMP dinyatakan terlibat skandal pengaturan skor Liga 2 2018 dan dihukum larangan berkompetisi di Liga 2 2019.

Sementara untuk Krisna Adi, sang pemain disebut sebagai pelaku praktik match fixing saat melawan Aceh United pada babak delapan besar Liga 2 2018.

Lebih dari itu sepakan penalti yang ia buat dinilai telah sengaja membuat timnya kalah dari Aceh United.

"Kami memiliki bukti-bukti yang kuat dari sejumlah pelanggaran match-fixing yang dilakukan PS Mojokerto Putra," kata Ketua Komdis PSSI, Asep Edwin, dilansir BolaSport.com dari rilis PSSI.

"Demikian halnya dengan saudara Krisna Adi Darma. Karena itu merujuk kepada pasal 72 jo.pasal 141 Kode Disiplin PSSI, PS Mojokerto Putra dihukum larangan ikut serta dalam kompetisi tahun 2019 yang dilaksanakan PSSI dan Krisna Adi Darma dilarang beraktivitas dalam kegiatan sepak bola di lingkungan PSSI seumur hidup," lanjut Asep.

Sebelumnya, masih dalam rilis PSSI, Komdis PSSI telah memanggil Krisna sebanyak tiga kali.

Namun mantan pemain PSIM Yogyakarta itu tidak hadir atau bahkan sekadar memberikan alasan.

Dengan adanya keterangan pendukung yang didapat dan referensi kasus hukum sepak bola, maka Komdis PSSI menghukum sanksi seumur hidup.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Kapolri Jendral Tito Karnavian mengaku telah membentuk satuan tugas untuk menangani pengaturan skor sepak bola di Indonesia. Skandal pengaturan skor dalam kompetisi sepak bola di Indonesia telah menjadi perhatian khusus bagi Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Kapolri Jendral Tito Karnavian. Menjadi salah satu bintang tamu di acara Mata Najwa, Tito Karnavian mengaku telah membentuk satuan tugas khusus menangani skandal pengaturan skor. Pada acara Mata Najwa yang disiarkan secara langsung di Trans 7, Rabu (19/12/2018), Kapolri Tito Karnavian secara tegas mengaku akan menangkap para pelaku. Akankah pihak kepolisian mampu membongkar praktik dan menangkap para pelaku pengaturan skor di Indonesia? #titokarnavian #tito #karnavian #kapolri #matchfixing #pengaturanskor #skandalskor #suap #mafia #sepakbola #liga1 #liga2 #liga3 #liganusantara

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on