Liga Inggris Dimulai, Satu Gol Berharga Rp 17 Miliar

By Dwi Widijatmiko - Jumat, 11 Agustus 2017 | 17:55 WIB
Penyerang Chelsea, Michy Batshuayi, berupaya mengontrol bola di tengah kepungan pemain Arsenal dalam laga Community Shield di Stadion Wembley, London, 6 Agustus 2017. (IAN KINGTON/AFP)

Saya sendiri masih percaya ujung dari sebuah kompetisi adalah daya saing tim nasional negara itu.

EPL boleh menepuk dada mampu mengundang pemain-pemain terbaik di dunia, memberikan hiburan kelas tinggi di stadion
maupun layar kaca.

Tetapi, faktanya, timnas Inggris harus malu kalau merasa kemewahan EPL telah membuat The Three Lions berdiri sejajar dengan timnas-timnas top dunia macam Brasil, Jerman, Spanyol, Prancis, bahkan Italia.

Sama sekali tidak. Kemewahan EPL malah mengebiri timnas Inggris.

Bagaimana timnasnya mau bagus kalau mayoritas klub EPL lebih percaya pada pemain asing berharga mahal daripada pemain lokal?

Jadi, tak usah heran melihat anomali ini. Timnas junior Inggris lebih berprestasi daripada timnas seniornya.

Tahun ini, timnas junior Inggris mencapai final Piala Dunia U-17 serta menjuarai Euro U-19 dan Piala Dunia U-20.

Sementara timnas seniornya, yang terus-menerus menjadi lelucon di Piala Dunia maupun Piala Eropa sejak terakhir lolos ke semifinal Euro 1996, kini belum juga melangkah meyakinkan dalam salah satu grup terlemah di Kualifikasi Piala Dunia 2018.

Sebuah refleksi untuk semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Punya kompetisi yang kaya dan mewah tidak selalu berimbas positif buat diri sendiri.
@dwiwidijatmiko