HUT RI, Timnas Indonesia, SEA Games, dan Kebanggaan!

By Daniel Sianturi - Kamis, 17 Agustus 2017 | 16:50 WIB
Para pemain timnas Indonesia keluar dari ruang ganti pemain jelang laga kontra Thailand di partai pembuka Grup B SEA Games 2017 di Stadion Shah Alam, Malaysia, Selasa (15/8/2017). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/BOLASPORT.COM)

 Khidmat, unik dan membanggakan! Itulah kata-kata yang bisa menggambarkan suasana hati saya hari ini, Kamis, 17 Agustus 2017.

Semua itu muncul usai mengikuti upacara ‘Detik-Detik Proklamasi’ di Istana Negara, tentunya lewat layar kaca.

Maklumlah, saya belum lagi mendapat kesempatan untuk bisa hadir di sana menyaksikan langsung pengibaran Bendera Merah Putih pada peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang saya cintai.

Saya mengatakan khidmat boleh jadi karena menyaksikan bagaimana seluruh prosesi acara berlangsung dengan detail, baik dan syahdu.

Seluruh yang hadir di Istana Negara pagi ini mengikuti semua prosesi dengan sikap hormat.

Puncaknya saat Bendera Merah Putih berkibar diiringi Lagu Indonesia Raya, tak ketinggalan kala Lagu Syukur ciptaan H. Mutahar dikumandangkan di ujung acara.

Hal yang unik yang bisa kita saksikan hari ini ialah kala negara yang kaya akan kebudayaan ini tampak jelas di Istana Negara.

Local wisdom atau kebudayaan daerah terlihat dari pakaian yang dikenakan para peserta upacara tak ketinggalan Presiden RI, Bapak Joko Widodo.

Pakaian adat Kalimantan Selatan dipilih Presiden bersanding baju adat Minang yang dikenakan Ibu Negara, Iriana Widodo.

Pasukan Pengamanan Presiden pun tak ketinggalan. Ada yang mengenakan baju adat Melayu, pun dari Minahasa.

Budaya Indonesia benar-benar jadi primadona pada peringatan kemerdekaan tahun ini.

Bicara membanggakan ini hal yang lain. Untuk pertama kalinya, peringatan Kemerdekaan Indonesia di Istana Negara dihadiri oleh seluruh tokoh-tokoh bangsa yang masih hidup tentunya.

Kita boleh melihat Presiden RI ke-3, Bapak B.J Habibie, mantan Ibu Negara dari Presiden RI ke-4, Ibu Shinta Nuriyah, Presiden RI Ke-5, Ibu Megawati Soekarnoputri, juga Presiden RI ke-6, juga Bapak Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu pun hadir.

Bahkan, untuk Bapak SBY, ini adalah kali pertama mengikuti upacara HUT Kemerdekaan di Istana usai tak lagi menjadi Presiden.

Tak terkecuali Wakil Presiden, Bapak Try Soetrisno dan Bapak Boediono pun turut serta pagi ini.

Kehadiran para pemimpin tersebut merupakan peristiwa membanggakan karena mereka semua menampilkan rasa hormat kepada rumah besar, INDONESIA tepat di 17 Agustus tahun ini.

Walau mungkin tersekat dalam perbedaan pandangan partai politik, namun menghadiri Detik-Detik Proklamasi secara bersama-sama akan menjadi anutan bagi seluruh rakyat dari Sabang sampai Merauke.

Hari ini, 17 Agustus 2017 juga hari yang diperingati sebagai hari lahirnya Kompas Gramedia, Korporasi tempat saya belajar dan berkarya.

Tepat 54 tahun yang lalu, Bapak Jakob Oetama dan Bapak P.K Ojong (alm) menghadirkan sebuah produk bacaan bertajuk Majalah INTISARI dengan tujuan mulia membuka cakrawala masyarakat Indonesia yang bhinneka.

Kini “Si Indonesia Mini”, istilah yang kami jiwai sebagai keberlangsungan hidup Kompas Gramedia, menaungi puluhan ribu karyawan yang tersebar dari barat hingga timur, Negara kesatuan Republik Indonesia.

Paling tidak hingga kini, kami hadir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui pilar bisnis media, retail and publishing, manufacture, education, hospitality, juga event and venue.

Mengusung semangat "Bangga Berubah", dengan khidmat kami selalu menghargai dan melakukan tiap bisnis proses dengan peran dan tanggung jawab masing-masing.

Semua itu dilakukan untuk menghasilkan dan menghadirkan produk dan jasa terbaik untuk mencapai kepuasaan dan kesetiaan masyarakat sebagai konsumen.

Berjalan dan berlari dengan perubahan serta tuntutan zaman, kami percaya bahwa sumber daya manusia adalah yang terutama dalam perjalanan usaha dari korporasi ini.

Karyawan yang memiliki keunikan masing-masing pun didorong untuk terus mengembangkan seluruh potensi dan telenta.

Kini, banyak darah muda telah dipercaya memimpin jalannya perubahan beriringan dengan para senior yang telah kaya dengan pengalaman asam garam serta naik turun perjalanan bisnis dan organisasi.

Sikap rendah hati, mau belajar, dan menerima kritik, serta berani mengambil tanggung jawab menjadi kunci estafet kepemimpinan korporasi untuk bisa terus hadir di negara ini.

Tak hanya menjadi entitas bisnis, melainkan juga turut berkontribusi langsung membangun karakter insan manusia.

"Bangga Berubah" telah menjadi roh bagi seluruh karyawan, tak terkecuali saya yang telah 10 tahun bergabung, belajar, dan berkarya bersama Kompas Gramedia dalam menghadapi persaingan ke depan.

Kami tetap konsisten mengusung cita-cita mulia melalui usaha berbasis pengetahuan yang menciptakan masyarakat terdidik, tercerahkan, menghargai kebhinnekaan dan adil sejahtera.

Palmerah Barat merupakan lokasi yang lima tahun terakhir tempat sehari-hari saya beraktifitas.

Sebagai praktisi Human Resources di Media Olahraga bernama Tabloid BOLA, saya pun terus mengikuti perkembangan olahraga Indonesia.

Saat ini, ratusan atlet kebanggan kita sedang bertarung, bersaing, dan berkompetisi di ajang SEA Games yang digelar di Malaysia.

Walaupun SEA Games kali ini belum resmi dibuka, sejumlah event pertandingan telah dipertandingkan.

Kemarin, satu hari menjelang peringatan hari kemerdekaan, prestasi membanggakan diperlihatkan atlet-atlet Indonesia.

Dua medali emas berhasil dipersembahkan dari cabang panahan yang dilangsungkan di Synthetic Turf Field, National Sports Council, KL, Sports City.

Pemanah putri Sri Ranti menjadi atlet Indonesia pertama yang menyumbang medali kepada kontingen Indonesia usai mengalahkan atlet Vietnam di Final.

Prestasi tersebut kemudian diikuti pemanah putra, Prima Wisnu Wardhana, yang turun pada nomor compound perorangan putra.

Uniknya, panahan adalah cabang olahraga yang menjadi cabang pertama yang berhasil mempersembahkan medali bagi Indonesia di ajang Olimpiade tepatnya Olimpiade Seoul, 1988.

Hal unik lain, Bapak Presiden Joko Widodo, juga gemar berlatih olahraga panahan ini.

Satu hal menarik lain juga karena beliau juga berasal dari kota Solo, di sana terletak Stadion Manahan dengan patung orang memanah di depan komplek stadion.

Hari ini, 17 Agustus, tim nasional Indonesia U-22 juga akan kembali berlaga di ajang SEA Games.

Sebelumnya dua hari lalu, Evan Dimas dkk memulai kampanye di ajang dua tahunan ini dengan hasil imbang 1-1 menghadapi tim kuat Thailand.

Uniknya, malam ini, Garuda Muda akan melakoni partai kedua menghadapi Filipina dengan jadwal bernuansa kemerdekaan.

Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-72, duel Indonesia kontra Filipina akan berlangsung di Stadion Shah Alam.

Semakin terasa unik, lantaran jam sepak mula terjadi di pukul 19.45 WIB.

Jika hari dan waktu itu terangkai, duel Indonesia dan Filipina akan membentuk hari kemerdekaan, yaitu 17-8-1945.

Semoga di tanggal cantik hari ini Ezra Walian dkk bermain cantik dan menang sekaligus menjadi kado spesial di hari kemerdekaan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kemenangan yang akan menambah kepercayaan diri dan menjaga peluang untuk terus melangkah hingga partai puncak.

Semoga kali ini timnas Indonesia berhasil meraih medali emas, medali kebanggaan yang telah lama kita rindukan, yang terakhir 26 tahun lalu terakhir kita rebut di Manila, Filipina.

Rasa khidmat akan jadi suasana yang bercampur haru kala Indonesia Raya kembali terdengar mengiringi pengibaran Bendera Merah Putih persembahan Garuda Muda.

Sejumlah nomor di SEA Games 2017 di Malaysia pun di pertandingkan hari ini.

Semoga di hari yang spesial bagi Bangsa Indonesia ini akan ada tambahan medali emas serta medali-medali lainnya bagi kontingen Indonesia. Amin dan Merdeka!!!